PALPOS.ID - Kepiting soka, yang juga dikenal dengan nama ilmiah Scylla serrata, adalah salah satu jenis kepiting yang memiliki nilai ekonomis tinggi di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Kepiting ini sangat terkenal karena ukuran tubuhnya yang besar dan dagingnya yang lezat.
Namun, keunikan kepiting soka tidak hanya terletak pada rasanya, tetapi juga pada peranannya yang penting dalam ekosistem laut serta keberadaannya yang semakin terancam akibat eksploitasi berlebihan.
Kepiting soka termasuk dalam keluarga Portunidae dan sering ditemukan di perairan pesisir seperti estuari, muara, dan kawasan mangrove.
BACA JUGA:Kuliner Khas Gorontalo : Binte Biluhuta, Sajian Lezat yang Menggugah Selera
BACA JUGA:Mengenal Kuliner Tilutuan : Kekayaan Rasa dari Kabupaten Gorontalo
Kepiting ini dapat tumbuh sangat besar, dengan panjang karapas mencapai lebih dari 25 cm dan berat hingga 4 kg, menjadikannya salah satu kepiting terbesar yang ada di dunia.
Ciri khas yang membedakan kepiting soka dari jenis kepiting lainnya adalah warnanya yang hijau kebiruan dengan paduan warna coklat kehijauan, serta bentuk tubuh yang kokoh dengan cangkang keras yang dapat melindungi dirinya dari predator.
Habitat utama kepiting soka adalah daerah pesisir yang kaya akan tumbuhan mangrove.
Mangrove memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan kepiting soka, karena kawasan ini memberikan tempat berlindung yang aman serta merupakan sumber makanan utama bagi kepiting soka.
BACA JUGA:Keunikan Ikan Bakar Monokwari: Menyajikan Kelezatan Laut yang Tak Tertandingi
BACA JUGA:Salad Pasta : Hidangan Sehat yang Menggugah Selera
Selain itu, ekosistem mangrove juga berfungsi sebagai tempat berkembang biak dan tempat hidup larva kepiting soka sebelum mereka tumbuh menjadi dewasa.
Kepiting soka telah lama menjadi komoditas penting dalam sektor perikanan dan industri kuliner.
Daging kepiting soka yang empuk dan lezat membuatnya menjadi hidangan istimewa yang digemari oleh banyak orang.