Sambusa, Camilan Khas Ramadan yang Melekat di Hati dan Budaya

Kamis 19-06-2025,10:15 WIB
Reporter : Dahlia
Editor : Rhyca

Anak-anak membantu mengisi dan melipat sambusa, sementara orang tua menggorengnya hingga keemasan.

Di komunitas Muslim Afrika Timur di Jakarta, sambusa juga menjadi bagian dari tradisi berbagi.

Setiap rumah biasanya membuat sambusa dalam jumlah besar untuk dibagikan kepada tetangga, saudara, atau masjid setempat.

Tradisi ini dikenal dengan sebutan iftar sharing, yang mencerminkan nilai solidaritas dan kepedulian sosial dalam Islam.

Dengan permintaan yang tinggi, khususnya selama Ramadan, sambusa memiliki potensi ekonomi yang besar.

Banyak UMKM kuliner memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan omzet mereka.

Beberapa bahkan menjadikan sambusa sebagai produk unggulan yang dipasarkan secara online melalui media sosial dan platform marketplace.

Dinas Koperasi dan UKM di beberapa daerah juga telah melirik sambusa sebagai bagian dari program pemberdayaan ekonomi kreatif berbasis kuliner tradisional.

Pelatihan pembuatan sambusa serta cara pengemasan dan pemasaran modern mulai diberikan kepada masyarakat.

Sambusa bukan sekadar camilan berbuka. Ia adalah cermin sejarah panjang, akulturasi budaya, serta kekuatan tradisi yang terus hidup dan berkembang.

Di balik segitiga kecilnya, tersimpan kisah migrasi, keluarga, inovasi, dan harapan.

Dan selama Ramadan masih dirayakan, sambusa akan tetap menjadi bagian dari kisah itu—selalu hangat, selalu dinantikan.*

Kategori :