Apalagi cocok dengan selera generasi muda yang suka makanan kekinian dan pedas,” jelasnya.
Menurutnya, yang terpenting adalah menjaga kualitas bahan dan cita rasa agar konsumen tidak kecewa.
Ia juga menyarankan pelaku usaha untuk memperhatikan kebersihan, kemasan, dan strategi pemasaran digital.
Bagi yang ingin mencoba sendiri di rumah, cireng kuah seblak bisa dibuat dengan cukup mudah.
Cireng dibuat dari campuran tepung tapioka, bawang putih, garam, dan air panas, kemudian dibentuk bulat pipih dan digoreng.
Kuah seblak dibuat dari bumbu halus berupa cabai rawit, kencur, bawang putih, dan bawang merah yang ditumis, lalu ditambahkan air, penyedap, dan topping sesuai selera.
“Kalau bikin sendiri bisa atur tingkat pedasnya dan lebih hemat juga.
Tapi tetap ya, sensasi makan di warung sambil ngobrol bareng teman itu beda,” tutur Dinda (21), mahasiswa asal Jakarta yang sedang liburan di Bandung.
Cireng kuah seblak membuktikan bahwa kreativitas dalam dunia kuliner tak pernah habis.
Dengan menggabungkan dua makanan tradisional, terciptalah sajian baru yang tidak hanya menggugah selera, tapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi pelaku UMKM.
Di tengah persaingan ketat dunia kuliner, inovasi sederhana seperti ini bisa menjadi kunci kesuksesan.
Jika Anda berkunjung ke Bandung, jangan lewatkan untuk mencicipi kelezatan cireng kuah seblak yang kini tengah naik daun. Siapa tahu, Anda juga ketagihan!*