PIM menargetkan pelibatan seluruh elemen masyarakat dari berbagai kabupaten dan kota di Sumsel.
BACA JUGA:Membangun Generasi Emas 2045, Pemprov Sumsel Gencar Sosialisasi Anti Narkoba ke Kalangan Muda
BACA JUGA:Gubernur Herman Deru Kukuhkan Supriyadi Sebagai Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumsel
“Peringatan ini bukan hanya sekadar mengenang kebaya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai momentum mempererat solidaritas antarperempuan dan memperluas jejaring budaya,” kata Helen.
Guna mendukung kegiatan utama, PIM juga telah menyiapkan berbagai program pendukung yang melibatkan partisipasi publik, di antaranya:
Pelatihan membuat kebaya tradisional dan modern
Lomba desain kebaya modern
Talkshow interaktif seputar sejarah dan filosofi kebaya di Nusantara
Dalam audiensi tersebut, turut hadir sejumlah tokoh perempuan Sumsel yang memberikan dukungan, seperti Dr. Siti Mirza Nuria, Yunisyah Aji Putri, Junaini Khoiriah, Hj. Eli Yanti, Hatoyah Sarina, serta Ketua Panitia Hj. Ritawati.
Edward berharap sinergi ini menjadi contoh nyata kolaborasi produktif antara pemerintah daerah dan masyarakat sipil dalam menjaga warisan budaya bangsa.
Ia optimistis bahwa perayaan ini akan menjadi momen penting yang bukan hanya meriah dari sisi tampilan, tetapi juga menyentuh sisi emosional masyarakat.
Dengan persiapan matang dan kolaborasi yang erat, Hari Kebaya Nasional 2025 di Griya Agung diharapkan menjadi acara berkelas yang membangkitkan kecintaan terhadap kebudayaan nasional, sekaligus memperkuat posisi Sumsel sebagai provinsi yang kaya akan nilai tradisi.