“Kami mendukung penuh kreativitas anak muda yang tetap menjaga akar budaya lokal.
Geplak Bakar ini contoh konkret bagaimana kearifan lokal bisa diangkat ke level yang lebih modern,” kata Supriyanto, Kepala Dinas Pariwisata Bantul.
Melihat respon yang sangat positif, para penggagas Geplak Bakar mulai merintis penjualan daring melalui platform seperti Tokopedia, Shopee, dan Instagram.
Produk ini dikemas dalam bentuk frozen dan siap panggang, sehingga bisa dikirim ke luar kota bahkan luar pulau.
“Ke depannya kami ingin membuka gerai kecil di pusat kota Yogyakarta dan beberapa titik wisata seperti Malioboro dan Parangtritis.
Harapannya, wisatawan bisa langsung mencicipi Geplak Bakar yang fresh,” tambah Rahmat.
Geplak Bakar kini menjadi simbol semangat baru dalam mempertahankan kekayaan kuliner Nusantara.
Ia membuktikan bahwa tradisi bukanlah sesuatu yang kaku, melainkan bisa terus hidup dan berkembang seiring waktu, selama dilakukan dengan rasa hormat dan kreativitas.