Keanekaragaman rasa ini menambah kekayaan khazanah kuliner Indonesia.
Tak heran jika menu ini mulai dilirik sebagai salah satu komoditas ekspor makanan beku ke luar negeri.
“Kami sudah mengirim tumis daun singkong beku ke komunitas diaspora Indonesia di Belanda dan Australia,” kata Linda Margaretha, pemilik usaha makanan beku rumahan di Bekasi.
Para chef muda juga tak ketinggalan berinovasi dengan menu ini.
Beberapa menciptakan varian tumis daun singkong dengan tambahan keju parut, telur asin, hingga dipadukan dengan pasta atau nasi goreng.
Tujuannya tentu untuk memperkenalkan rasa tradisional dalam format modern yang lebih bisa diterima oleh generasi muda atau bahkan konsumen luar negeri.
Chef Alvin Widjaya, finalis MasterChef Indonesia 2023, pernah menyajikan tumis daun singkong sebagai topping untuk pizza lokal.
“Awalnya banyak yang skeptis, tapi ternyata kombinasi rasa gurih dan sedikit pahitnya daun singkong justru menyatu dengan baik,” jelas Alvin.
Tumis daun singkong juga menjadi salah satu andalan UMKM kuliner yang ingin menawarkan makanan tradisional berkualitas.
Banyak pelaku usaha kecil di berbagai daerah yang memproduksi tumis daun singkong dalam bentuk siap saji, dikemas dalam kemasan vakum atau beku, dan dipasarkan secara daring.
“Dengan Rp15.000, pelanggan bisa mendapatkan satu porsi tumis daun singkong yang siap dipanaskan.
Sangat praktis untuk anak kos atau pekerja kantoran,” ujar Teti Ningsih, pemilik usaha Dapur Kampung di Bandung.