Selain itu, Sala Lauak juga banyak diburu sebagai oleh-oleh khas Pariaman.
Di sepanjang jalan menuju kota Pariaman, banyak dijumpai pedagang yang menjajakan Sala Lauak hangat dalam bungkusan kertas cokelat.
Harganya pun cukup terjangkau, mulai dari Rp5.000 hingga Rp20.000 per bungkus, tergantung jumlah isi.
Sala Lauak tidak hanya menjadi ikon kuliner, tapi juga bagian dari identitas budaya Minangkabau.
Dalam banyak acara adat seperti batagak penghulu atau manjalang mintuo, camilan ini disajikan sebagai simbol kebersamaan dan penghormatan terhadap tamu.
Di sisi lain, kuliner ini juga berkontribusi pada sektor ekonomi lokal.
Banyak ibu rumah tangga di Pariaman dan sekitarnya yang menggantungkan penghasilan mereka dari berjualan Sala Lauak, baik secara konvensional maupun melalui platform digital.
Tak sedikit juga generasi muda yang mulai melihat potensi bisnis dari makanan tradisional ini.
Pemerintah Kota Pariaman dan Dinas Pariwisata Sumatera Barat turut mendukung pelestarian Sala Lauak sebagai warisan kuliner.
Beberapa program pelatihan kewirausahaan dan festival kuliner rutin digelar untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk lokal, termasuk Sala Lauak.
Salah satu agenda rutin yang paling dinanti adalah Festival Sala Lauak, yang menampilkan lomba kreasi resep, demo masak, hingga bazar UMKM.