Pentol Pedas : Camilan Jalanan yang Makin Digemari Semua Kalangan

Minggu 14-09-2025,11:22 WIB
Reporter : Dahlia
Editor : Rhyca

PALPOS.ID - Dalam beberapa tahun terakhir, jajanan jalanan Indonesia semakin mendapat tempat di hati masyarakat, terutama generasi muda.

Salah satu camilan yang sedang naik daun adalah pentol pedas.

Berasal dari Jawa Timur, khususnya daerah Surabaya dan sekitarnya, pentol pedas kini menjadi tren kuliner yang menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.

 

Pentol sendiri merupakan bakso kecil yang biasanya disajikan tanpa kuah.

BACA JUGA:Bakso Aci : Kuliner Khas Garut yang Kini Mendunia

BACA JUGA:Resep Ikan Mujair Goreng Sambal Seruit, Hidangan Tradisional yang Menggugah Selera

Namun, dengan kreasi pedas dan aneka topping yang menggugah selera, pentol kini menjelma menjadi camilan hits yang tidak hanya diminati anak sekolah, tapi juga orang dewasa.

 

 

Pentol sejatinya merupakan versi ekonomis dari bakso.

Dibuat dari campuran daging sapi atau ayam yang dihaluskan, tepung tapioka, dan bumbu rempah, pentol awalnya dijajakan oleh pedagang kaki lima di sekitar sekolah-sekolah atau pasar tradisional.

 

Seiring waktu, para pedagang mulai menambahkan variasi rasa dan tingkat kepedasan.

BACA JUGA:Mie Gomak : Spaghetti Batak yang Menggoda Selera Nusantara

BACA JUGA:Sate Taichan : Inovasi Kuliner Pedas yang Menggoyang Lidah Anak Muda

Kini, pentol tidak hanya tersedia dalam rasa original, tetapi juga ada varian isi keju, ayam suwir, bahkan sambal yang meledak di mulut saat digigit.

Pentol pedas hadir sebagai inovasi yang sukses menarik perhatian para pecinta makanan pedas.

 

"Awalnya saya hanya jual pentol biasa, tapi sejak coba pakai sambal super pedas, pembeli saya meningkat drastis," ujar Siti Mariam, pedagang pentol keliling di kawasan Wonokromo, Surabaya.

Ia mengaku bisa menjual hingga 500 tusuk pentol setiap harinya saat akhir pekan.

BACA JUGA:Ayam Taliwang : Warisan Kuliner Khas Lombok yang Mendunia

BACA JUGA:Ayam Penyet Sambal Terasi, Kuliner Favorit yang Bikin Lidah Bergoyang

 

 

Yang membuat pentol pedas begitu digemari adalah sensasi pedasnya yang khas.

Pedas yang digunakan tidak hanya sekadar cabai rawit, tetapi sering kali merupakan campuran dari berbagai jenis cabai, bawang putih, garam, dan penyedap rasa.

Beberapa pedagang bahkan membuat sambal dengan tingkat kepedasan berbeda, dari level 1 hingga level 10, agar bisa menyesuaikan dengan selera pelanggan.

 

"Saya suka pentol pedas karena bikin nagih. Walaupun kepedasan, tetap aja pengen makan lagi," ujar Raka, mahasiswa Universitas Airlangga yang menjadi pelanggan tetap salah satu gerai pentol di Surabaya.

 

Tidak hanya sambal, topping tambahan seperti saus kacang, bumbu kacang pedas, keju parut, bahkan mayonnaise membuat rasa pentol semakin kaya dan unik.

Inilah yang membuat jajanan ini menjadi pilihan favorit untuk ngemil di sore hari.

 

 

Kepopuleran pentol pedas tidak lepas dari peran media sosial.

Video pendek tentang pentol yang disiram sambal pedas, ditambah reaksi orang yang kepedasan, menjadi konten viral di platform seperti TikTok dan Instagram.

 

“Setelah video pentol saya viral di TikTok, omset langsung naik dua kali lipat,” ungkap Taufik, pemilik gerai “Pentol Neraka” di Gresik.

Ia bahkan kini membuka cabang di tiga kota lain berkat popularitas online.

 

Konten-konten seperti “tantangan makan pentol level 10 tanpa minum” atau “rekomendasi pentol pedas terenak di kota ini” semakin meningkatkan antusiasme publik terhadap jajanan ini.

Tak sedikit juga artis atau selebgram yang ikut mempopulerkan camilan sederhana ini.

 

 

Kepopuleran pentol pedas juga membuka peluang bisnis baru, baik untuk pedagang kaki lima maupun pelaku UMKM yang ingin membuat merek sendiri.

Dengan modal yang relatif kecil dan bahan baku yang mudah diperoleh, banyak orang mulai mencoba peruntungan di bisnis pentol.

 

Harga jualnya pun sangat terjangkau, mulai dari Rp1.000 hingga Rp5.000 per tusuk, tergantung ukuran dan isian.

Hal ini membuat pentol menjadi jajanan yang sangat mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat.

 

Kini, pentol tidak hanya dijual secara langsung, tetapi juga tersedia dalam bentuk beku (frozen) yang bisa dipesan online.

Banyak pelaku usaha kecil yang memproduksi pentol frozen dan memasarkannya melalui e-commerce atau media sosial.

 

“Dalam sebulan, saya bisa menjual 300 pak pentol frozen, terutama yang varian pedas. Banyak yang pesan dari luar kota,” kata Rina, pelaku UMKM asal Sidoarjo.

 

 

Meski popularitasnya tinggi, industri jajanan pentol pedas juga menghadapi tantangan, terutama dalam hal keamanan pangan dan konsistensi rasa.

Beberapa laporan tentang penggunaan bahan pengawet berlebihan atau kebersihan yang kurang mendapat perhatian serius dari Dinas Kesehatan setempat.

 

Pemerintah daerah di beberapa kota mulai mengadakan pelatihan dan sosialisasi tentang produksi makanan yang aman dan sehat bagi para pedagang kaki lima.

Harapannya, pentol pedas bisa tetap menjadi makanan yang lezat tanpa mengorbankan kesehatan konsumen.

 

Dengan inovasi yang terus berkembang dan minat masyarakat yang tinggi terhadap makanan pedas, pentol pedas diyakini akan terus bertahan sebagai camilan favorit.

Bahkan, bukan tidak mungkin, pentol bisa menjadi ikon kuliner jalanan Indonesia yang dikenal hingga mancanegara.

Kategori :