Dengan luas wilayah 4.361 km² dan jumlah penduduk lebih dari 400 ribu jiwa, Lahat memiliki segala syarat untuk menjadi pusat pemerintahan baru.
Beberapa alasan utama yang menjadikan Lahat sebagai calon ibukota adalah:
Infrastruktur yang relatif lengkap, seperti rumah sakit umum daerah, universitas, kantor pemerintahan, serta jaringan transportasi darat yang memadai.
Posisi geografis yang strategis, berada di jalur tengah yang menghubungkan wilayah Sumatera Selatan dengan Bengkulu.
Sumber daya manusia yang siap, dengan tingkat pendidikan dan partisipasi politik yang tinggi.
Namun, tentu saja Lahat juga menghadapi tantangan besar.
Pemerintah daerah harus bersiap menghadapi lonjakan aktivitas administratif, pembangunan kantor-kantor baru, dan penyesuaian terhadap berbagai sistem pemerintahan baru.
Penataan ulang tata ruang dan perencanaan jangka panjang sangat krusial untuk menghindari urbanisasi yang tidak terkendali.
Pemekaran wilayah selalu meninggalkan konsekuensi bagi provinsi induk.
Dalam kasus ini, Provinsi Bengkulu akan kehilangan tiga kabupaten penting di bagian selatannya.
Hal yang sama juga terjadi di Sumatera Selatan, yang akan melepas tiga daerah pegunungan di bagian barat.
Pengurangan wilayah berarti pengurangan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD), pengaruh politik, dan kekuatan administratif.
Namun, jika dikelola dengan bijak, kedua provinsi induk justru bisa memusatkan sumber dayanya untuk pembangunan di daerah yang tersisa, sekaligus menjalin hubungan kemitraan strategis dengan Provinsi Palapa Selatan di masa depan.
Usulan Lain: Provinsi Puncak Andalas
Selain Palapa Selatan, juga tengah diwacanakan pembentukan Provinsi Puncak Andalas.
Rencana ini bahkan lebih ambisius karena mencakup penggabungan tiga provinsi sekaligus: Bengkulu, Sumatera Barat, dan Jambi.
Salah satu daerah yang direncanakan bergabung dalam Provinsi Puncak Andalas adalah Kabupaten Muko-muko, Bengkulu.