Kabupaten Ende sendiri memiliki luas sekitar 2.000 km² dengan topografi yang beragam, mulai dari pesisir hingga pegunungan.
Kondisi ini menyulitkan masyarakat di wilayah pesisir atau pedalaman untuk mengakses pelayanan publik secara merata.
Tak hanya itu, keterbatasan anggaran dan sumber daya birokrasi juga membuat distribusi pembangunan menjadi tidak optimal.
Oleh karena itu, pemekaran wilayah menjadi Calon Kota Ende dipandang sebagai solusi realistis dan progresif.
Profil Calon Kota Ende: Menuju Kota Baru di Jantung Flores
Wilayah yang diusulkan menjadi Calon Kota Ende mencakup kawasan strategis di sekitar pusat pemerintahan Kabupaten Ende saat ini.
Dengan luas 227 km², kawasan ini sudah cukup berkembang secara infrastruktur, ekonomi, dan sosial.
Beberapa indikator yang mendukung pembentukan kota baru antara lain:
Kepadatan penduduk: Sekitar 107.000 jiwa, yang tersebar di sejumlah kelurahan dan desa dengan tingkat urbanisasi yang cukup tinggi.
Aksesibilitas: Terhubung dengan Bandara H. Hasan Aroeboesman, pelabuhan laut, serta jalur lintas Flores, menjadikannya simpul transportasi penting di kawasan timur Indonesia.
Aktivitas ekonomi: Tumbuhnya sektor perdagangan, jasa, pendidikan, dan pariwisata terutama di kawasan pesisir dan pusat kota.