Pertumbuhan penduduk yang pesat, peningkatan jumlah kendaraan, serta kepadatan aktivitas ekonomi menjadi ciri khas tersendiri.
Namun, dengan beban pembangunan dan jumlah penduduk yang tinggi, pelayanan publik di kawasan ini dinilai belum optimal.
Banyak warga merasa bahwa perhatian pemerintah Kabupaten Sumedang lebih terfokus pada wilayah tengah dan timur, seperti Sumedang Kota, Tanjungkerta, Wado, dan Jatinunggal.
Salah satu alasan utama munculnya aspirasi pemekaran Sumedang Barat adalah keinginan untuk meningkatkan efektivitas pelayanan publik dan mempercepat pembangunan.
Pemekaran dinilai sebagai solusi untuk memotong rantai birokrasi, meningkatkan efisiensi anggaran, serta memperkuat identitas wilayah.
"Jarak ke pusat pemerintahan di Sumedang Kota dari Jatinangor bisa memakan waktu satu jam lebih. Dengan lalu lintas yang padat, seringkali masyarakat kesulitan mengurus administrasi dan mendapatkan layanan langsung dari dinas-dinas terkait," ujar Andri Gunawan, tokoh masyarakat Jatinangor sekaligus penggagas forum aspirasi pemekaran Sumedang Barat.
Hal senada juga disampaikan oleh Hj. Siti Komariah, anggota DPRD Jawa Barat dari daerah pemilihan Sumedang:
"Wilayah barat Sumedang memiliki karakteristik urban yang perlu kebijakan pembangunan khusus. Pemekaran akan memberi ruang gerak lebih cepat dan tepat dalam perencanaan serta pelaksanaan pembangunan."
Komposisi Wilayah Calon Kabupaten Sumedang Barat
Menurut kajian awal yang beredar di kalangan aktivis pemekaran, Calon Kabupaten Sumedang Barat akan mencakup:
Kecamatan Jatinangor
Kecamatan Tanjungsari
Kecamatan Cimanggung
Kecamatan Sukasari
Kecamatan Pamulihan
(Opsional) sebagian wilayah Cisitu dan Jatinunggal
Wilayah ini diproyeksikan memiliki jumlah penduduk lebih dari 400.000 jiwa, dan total luas wilayah sekitar 600 kilometer persegi.