Kampanye Toxic20: Anak Padi dan Warga Lahat Bentang Spanduk Racun PLTU Membunuh Sungai Pendian dan Lematang

Selasa 04-11-2025,20:15 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

“Hasil uji laboratorium itu sudah kami laporkan ke Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Provinsi Sumatera Selatan) sejak Agustus 2025. Namun hingga kini belum ada tindak lanjut. Tidak ada upaya nyata dari pemerintah untuk memulihkan sungai yang menjadi sumber kehidupan masyarakat,” tambahnya.

Reza menegaskan bahwa kondisi tersebut mencerminkan kelalaian dan ketidakbertanggungjawaban korporasi. 

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Jawa Barat: Wacana Pembentukan Kabupaten Sumedang Barat Karena Pertumbuhan Penduduk

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Jawa Barat: Wacana Pembentukan Kabupaten Subang Utara Bagian Dari Gerakan Besar

Limbah batu bara terus dibuang tanpa pengawasan yang memadai, menyebabkan air, tanah, dan udara di sekitarnya tercemar.

“Aksi ini bukan sekadar simbolik. Ini bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan ekologis. Alam bukan korban, dan masyarakat tidak seharusnya menjadi pihak yang paling menderita akibat kelalaian industri ekstraktif,” tegasnya.

Desakan kepada Presiden Prabowo

Dalam kesempatan itu, Reza dan komunitas Anak Padi juga menyerukan agar Presiden Prabowo Subianto segera meninjau ulang dan mempertimbangkan pemensiunan dini 20 PLTU berbahaya di Indonesia, termasuk PLTU Keban Agung di Kabupaten Lahat.

“Kami berharap pemerintahan baru benar-benar menaruh perhatian pada isu lingkungan. PLTU sudah terbukti menjadi sumber polusi udara, pencemaran air, dan perusakan ekosistem di banyak daerah. Sudah waktunya Indonesia beralih ke energi bersih,” ujarnya.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Jawa Barat: Wacana Pembentukan Kabupaten Bantal Cimale Dengan Medan Berbukit

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Jawa Barat: Wacana Pembentukan Kabupaten Majalengka Selatan Untuk Pengelolaan Potensi Lokal

Mahasiswa dan Petani Turun ke Lapangan

Sementara itu, Eko, mahasiswa Universitas Terbuka Lahat dan demisioner Duta Inisiatif Indonesia, turut menyuarakan keresahan yang sama. 

Ia menilai bahwa keberadaan PLTU di kawasan Merapi Barat telah mengubah wajah lingkungan secara drastis.

“Harapan kami sederhana, agar lingkungan bisa kembali seperti dulu — udara bersih, sungai jernih, dan masyarakat hidup tanpa rasa takut akan racun batu bara,” katanya.

Eko juga menambahkan, masyarakat sekitar Muara Maung dan Telatang sangat bergantung pada sungai untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan irigasi. 

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Jawa Barat: Wacana Pembentukan 4 Kabupaten dan Kota Baru Pisah Dari Kabupaten Majalengka

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Jawa Barat: Wacana Pembentukan Kabupaten Kuningan Timur Untuk Pemerataan Pembangunan

Kategori :