Klepon, Camilan Tradisional Nusantara yang Terus Bertahan di Tengah Modernisasi

Minggu 09-11-2025,07:10 WIB
Reporter : Dahlia
Editor : Rhyca

Di Bali, klepon disebut “kelepon” dengan ukuran yang lebih kecil dan parutan kelapa yang sedikit asin, menambah kompleksitas rasa.

BACA JUGA:Opor Ayam, Hidangan Ikonik Nusantara yang Tak Lekang oleh Waktu

BACA JUGA:Rawon, Warisan Kuliner Hitam Legendaris dari Tanah Jawa yang Mendunia

Sementara di Makassar, ada versi unik bernama “isi gula merah” yang menggunakan tepung ubi atau singkong sebagai bahan utama.

Kreativitas masyarakat daerah dalam mengolah klepon menjadi bukti bahwa kuliner tradisional mampu beradaptasi dengan bahan lokal tanpa kehilangan jati diri aslinya.

Dulu, klepon hanya bisa dijumpai di pasar tradisional atau dijajakan oleh pedagang keliling pada pagi hari.

Namun kini, keberadaannya semakin mudah ditemukan berkat perkembangan teknologi dan media sosial.

Banyak pelaku usaha kuliner yang menjual klepon melalui platform daring, bahkan mengemasnya secara modern dengan desain menarik tanpa mengubah cita rasa aslinya.

Salah satu pelaku UMKM di Yogyakarta, Rini Puspitasari, berhasil menjual lebih dari 500 kotak klepon setiap minggu lewat toko onlinenya.

“Awalnya saya hanya membuat klepon untuk dijual di warung tetangga. Tapi setelah saya unggah foto dan video pembuatannya di media sosial, banyak orang yang tertarik memesan,” ujarnya sambil tersenyum.

Inovasi pun terus bermunculan. Ada klepon dengan warna-warni pastel, klepon pelangi, hingga klepon modern yang berisi cokelat atau keju.

Meski begitu, banyak penikmat kuliner yang tetap setia pada rasa klasik klepon dengan gula merah dan kelapa parut, karena dianggap lebih autentik dan menggugah nostalgia masa kecil.

Nilai Ekonomi dan Peluang Bisnis

Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, produk kuliner tradisional seperti klepon memiliki potensi besar untuk mendorong perekonomian lokal.

Nilai penjualan jajanan pasar meningkat sekitar 20 persen selama dua tahun terakhir, terutama melalui platform digital.

“Permintaan klepon meningkat pesat, terutama pada momen-momen tertentu seperti Lebaran, pernikahan, dan festival kuliner,” kata Deputi Bidang Pemberdayaan UKM, Lestari Wulandari.

Kategori :