Hal ini didorong oleh tren konsumsi makanan praktis dan meningkatnya minat masyarakat terhadap kuliner laut.
Salah satu contoh sukses adalah usaha “Udang Goreng Mak Nia” di Cirebon. Bermula dari dapur rumah tangga, kini produk udang goreng kering buatan mereka sudah dipasarkan hingga ke beberapa kota besar seperti Bandung dan Jakarta.
“Kuncinya di rasa dan kualitas bahan. Kami hanya pakai udang segar dari nelayan lokal. Bumbu juga dibuat tanpa bahan pengawet, jadi lebih aman dikonsumsi,” ujar Nia, pemilik usaha tersebut.
Dengan kekayaan cita rasa dan teknik olahan yang beragam, udang goreng berpotensi besar menjadi ikon kuliner laut Indonesia di mata dunia.
Hidangan ini mudah diterima oleh lidah internasional karena rasanya yang universal — gurih, renyah, dan aromatik.
Beberapa restoran Indonesia di luar negeri bahkan telah menjadikan udang goreng sebagai menu andalan untuk memperkenalkan kuliner Nusantara.
“Udang goreng itu seperti jembatan antara kuliner tradisional dan modern. Sederhana, tapi punya daya tarik yang kuat,” tutur Chef Adi menutup wawancara.
Sebagai sajian yang bisa dinikmati kapan saja, udang goreng kini bukan sekadar lauk rumahan. Ia telah menjelma menjadi simbol kelezatan laut Nusantara yang membanggakan — sederhana, lezat, dan menggugah selera.