Kerak Telur, Kuliner Legendaris Betawi yang Tak Lekang oleh Waktu

Kamis 13-11-2025,10:25 WIB
Reporter : Dahlia
Editor : Rhyca

PALPOS.ID - Di tengah gempuran makanan modern dan kuliner internasional yang membanjiri ibu kota, Kerak Telur tetap berdiri kokoh sebagai salah satu ikon kuliner tradisional Betawi yang tak pernah kehilangan pesonanya.

Makanan yang terbuat dari campuran ketan putih, telur, ebi (udang kering), dan serundeng ini bukan sekadar sajian lezat, tetapi juga cermin kekayaan budaya masyarakat Betawi.

Kerak Telur telah ada sejak zaman kolonial Belanda, sekitar awal abad ke-20. Menurut catatan sejarah, makanan ini pertama kali populer di kawasan Batavia, terutama di sekitar daerah Gambir dan Tanah Abang.

Saat itu, masyarakat Betawi menciptakan Kerak Telur sebagai bentuk kreativitas memanfaatkan bahan-bahan sederhana yang mudah didapat, seperti ketan dan telur ayam atau bebek.

BACA JUGA:Tekwan, Sup Ikan Khas Palembang yang Menjadi Warisan Rasa Nusantara

BACA JUGA:Kepiting Saus Padang, Hidangan Laut Penuh Cita Rasa yang Kembali Naik Daun

Nama “Kerak Telur” berasal dari proses memasaknya yang unik. Saat ketan dan telur dipanggang di atas tungku arang tanpa minyak, bagian bawahnya membentuk kerak tipis yang renyah.

Inilah yang menjadi ciri khas dan keunikan hidangan ini. Meskipun sederhana, rasa gurih dari ebi dan serundeng kelapa yang disangrai membuat siapa pun yang mencicipinya akan langsung jatuh cinta.

Salah satu daya tarik utama Kerak Telur adalah proses pembuatannya yang masih mempertahankan cara tradisional.

Pedagang Kerak Telur biasanya menggunakan wajan kecil dari tanah liat dan tungku arang sebagai alat masak utama.

BACA JUGA:Udang Goreng Jadi Primadona Kuliner Laut Nusantara: Renyah di Luar, Gurih di Dalam

BACA JUGA:Bubur Ketan Hitam : Kuliner Tradisional yang Tetap Memikat Lidah Masa Kini

Mereka tidak menggunakan kompor gas modern, karena cita rasa khas dari kerak yang sedikit gosong hanya bisa diperoleh dengan panas arang.

Prosesnya dimulai dengan merendam beras ketan putih selama beberapa jam. Setelah itu, ketan dimasak setengah matang lalu dituang ke dalam wajan panas.

Kemudian, pedagang akan menambahkan telur ayam atau telur bebek sesuai pesanan pembeli. Setelah telur diaduk bersama ketan, ditaburkan ebi halus, bawang goreng, dan bumbu rempah khas.

Kategori :