“Kerak Telur ini warisan nenek moyang. Kalau tidak dijaga, bisa hilang. Saya ingin anak-anak muda ikut belajar biar tradisi ini tetap hidup,” tutur H. Mardani, pedagang senior asal Setu Babakan.
Kerak Telur bukan hanya kuliner yang menggugah selera, tetapi juga cermin ketekunan, kreativitas, dan semangat masyarakat Betawi dalam mempertahankan warisan budaya.
Di tengah laju modernisasi yang serba cepat, kehadiran Kerak Telur menjadi pengingat bahwa kekayaan tradisi lokal masih punya tempat istimewa di hati masyarakat Indonesia.