Pertumbuhan permintaan itu sejalan dengan meningkatnya budidaya ikan patin di beberapa wilayah Sumatra Selatan, Jambi, dan Riau.
BACA JUGA:Asam Padeh : Kuliner Pedas Khas Minang yang Mendunia
BACA JUGA:Sop Ikan Batam, Kuliner Khas yang Menggugah Selera di Tanah Batam
Menurut dinas perikanan daerah, ikan patin menjadi salah satu komoditas air tawar yang paling stabil permintaannya karena digunakan sebagai bahan baku sejumlah kuliner populer, termasuk pindang.
Ikan patin yang dulunya hanya dianggap sebagai ikan konsumsi rumahan, kini bernilai ekonomi lebih tinggi berkat berkembangnya usaha kuliner tradisional.
Bahkan beberapa desa di Palembang dan Banyuasin mulai mengembangkan desa kuliner pindang sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat.
Keunikan pindang patin tidak lepas dari bumbu dan teknik memasaknya. Berbeda dengan sup ikan pada umumnya, bumbu pada pindang harus dimasak hingga benar-benar meresap.
Proses pemasakan dimulai dari menumis bawang merah dan bawang putih, kemudian menambahkan jahe, kunyit, serta rempah lainnya.
Setelah wangi, barulah air dituangkan dan ikan patin dimasukkan. Tambahan nanas atau asam jawa memberi cita rasa asam segar yang khas.
Di beberapa daerah, potongan tomat, kemangi, dan cabai rawit digunakan untuk menambah sensasi pedas menyegarkan.
Perpaduan rasa tersebut membuat pindang patin memiliki karakter yang kuat namun tetap mudah diterima lidah banyak orang.
Selain rasanya yang nikmat, pindang patin juga dikenal sebagai makanan yang menyehatkan. Kandungan lemak ikan patin yang tinggi omega-3 sangat baik untuk kesehatan jantung dan otak.
Tanpa santan, hidangan ini juga rendah kolesterol sehingga cocok dikonsumsi oleh berbagai kalangan usia.
Banyak ahli gizi menyebutkan bahwa masakan berbahan ikan air tawar seperti patin dapat menjadi alternatif sumber protein yang aman dan terjangkau.
Pemerintah daerah Sumatra Selatan terus berupaya mempromosikan pindang patin sebagai ikon kuliner. Dalam berbagai festival kuliner, demo masak pindang patin selalu menjadi salah satu acara favorit.
Bahkan beberapa chef lokal mulai memperkenalkan versi inovatif dari hidangan ini, seperti pindang patin asap, pindang pedas manis, hingga pindang patin dengan tambahan sayuran organik.