Menaruh seluruh modal hanya pada Bitcoin berpotensi meningkatkan risiko.
Meski Bitcoin adalah aset kripto terbesar, tetap saja fluktuasinya sangat tajam.
Diversifikasi ke beberapa aset kripto lain—atau bahkan mengkombinasikan dengan aset tradisional seperti saham, emas, atau obligasi—dapat membantu menyebar risiko dan menjaga stabilitas nilai portofolio.
8. Mudah Terjebak Skema Ponzi dan Penipuan
Maraknya penipuan berkedok investasi kripto menjadi ancaman serius.
Modus penipuan ini biasanya menawarkan keuntungan cepat dan besar dengan risiko kecil.
Pemula yang tergiur cepat kaya mudah terseret dalam skema ponzi, investasi palsu, hingga situs exchange abal-abal.
Ciri-ciri penipuan biasanya antara lain:
menjanjikan profit tetap setiap hari atau minggu,
meminta dana untuk “pengelolaan aset”,
tidak memiliki legalitas,
figur pendiri tidak jelas.
Melakukan verifikasi dan riset adalah langkah wajib sebelum mempercayakan uang ke proyek atau platform apa pun.
9. Tidak Menerima Kerugian Dengan Bijak
Kerugian adalah hal biasa dalam investasi, terutama di pasar sevolatile kripto.
Namun banyak pemula sulit menerima kenyataan ini.
Mereka sering mempertahankan aset yang sudah jelas merugi tanpa strategi jelas, atau malah menjual terlalu cepat karena panik.
Investor yang bijak memiliki: