Sigit juga menegaskan bahwa Pindad siap memperkuat kapasitas riset, kemampuan produksi, hingga rantai pasok nasional, demi memastikan semua tahapan pembangunan mobil nasional selaras dengan arah kebijakan jangka panjang pemerintah.
BACA JUGA:Perjalanan Panjang Suzuki Jimny: SUV Mini yang Jadi Idola Sepanjang Masa
BACA JUGA:Fakta Mengejutkan! Suzuki Ungkap Alasan Jimny Pikap Gagal Diproduksi
Buka Pintu untuk Akademisi dan Talenta Lokal
Dalam pernyataannya, Sigit menyebutkan bahwa proyek ini membuka kesempatan besar bagi akademisi, inovator, dan insinyur muda untuk terlibat langsung dari tahap desain hingga mass production.
“Kesempatan ini jadi wadah akademisi untuk berkecimpung dari hulu ke hilir: desain konsep, pengembangan, produksi massal, hingga layanan purnajual,” jelasnya.
Langkah ini sekaligus menunjukkan ambisi Pindad untuk menciptakan ekosistem mobil nasional yang utuh, bukan sekadar memproduksi kendaraan pasaran.
BACA JUGA:Suzuki Jimny Sierra 1984: SUV Klasik 4x4 yang Kini Jadi Buruan Kolektor Indonesia
BACA JUGA:Jimny 2025 Hadir dengan Versi Hybrid: Kapasitas Off-Road Lebih Tangguh dari Generasi Sebelumnya
Bappenas: Indonesia Masuki Fase Baru Industri Otomotif
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menegaskan bahwa Indonesia kini memasuki fase krusial dalam perjalanan panjang menuju kemandirian industri otomotif.
Pembangunan pabrik mobil nasional harus berkaitan erat dengan pengembangan kawasan industri, supply chain, dan teknologi yang terintegrasi.
“Membuat mobil bisa, membangun pabrik bisa.
BACA JUGA:i2C Muncul di GIIAS 2025, Sinyal Kuat Mobil Nasional Segera Diproduksi
BACA JUGA:Fast Charging 130 kW dan Tenaga 208 Hp, JAECOO J5 EV Paling Unggul di Segmennya
Tapi membangun industri mobil nasional belum tentu mudah. Tanpa kawasan industri, tidak akan terbentuk ekosistem rantai pasok yang kuat,” ungkap Rachmat.