Selain itu, potensi wisata alam seperti kawasan gunung berapi menjadi modal besar untuk pengembangan wisata berbasis geopark dan petualangan.
Kabupaten Simalungun memiliki kekuatan di sektor perkebunan kelapa sawit, teh, dan kopi, serta akses langsung ke kawasan Danau Toba.
Ini membuatnya sangat strategis untuk pengembangan industri hilirisasi hasil perkebunan dan pariwisata terpadu.
Kabupaten Pakpak Bharat unggul di sektor kehutanan dan pertanian berbasis hasil hutan non-kayu seperti kemenyan dan rempah-rempah.
Jika dikelola mandiri, sektor ini berpotensi menjadi sumber ekonomi berkelanjutan.
Kabupaten Dairi sudah dikenal secara nasional melalui produk kopi Sidikalang yang memiliki reputasi kuat di pasar kopi spesialti.
Selain itu, kerajinan tenun tradisional berpeluang besar menembus pasar ekonomi kreatif.
Kabupaten Tapanuli Utara memiliki cadangan energi panas bumi dan potensi pertambangan non-logam.
Di tengah tren transisi energi, wilayah ini dinilai strategis untuk pengembangan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan.
Kabupaten Humbang Hasundutan menyimpan potensi besar di sektor Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan pariwisata berbasis alam dan budaya, termasuk kawasan geopark Kaldera Toba.
Meski memiliki potensi besar, pembentukan Provinsi Toba Raya tetap menghadapi sejumlah tantangan.
Persetujuan pemerintah pusat masih menjadi faktor penentu karena moratorium DOB masih berlaku.
Selain itu, kebutuhan anggaran untuk pembangunan kantor pemerintahan, infrastruktur dasar, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia juga sangat besar.
Pemerataan pembangunan antarwilayah menjadi isu krusial agar tidak terjadi kesenjangan baru antar kabupaten/kota.
Di samping itu, kesiapan infrastruktur seperti jalan, jaringan listrik, air bersih, dan telekomunikasi harus dipastikan mampu menopang aktivitas ekonomi dan pemerintahan.
Prospek Masa Depan Provinsi Toba Raya
Apabila terealisasi, Provinsi Toba Raya diproyeksikan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Pulau Sumatera.