Iklan BANNER GRANDFONDO
Iklan Astra Motor

Pemekaran Wilayah Papua Barat Daya: Wacana Pembentukan Kabupaten Malamoi Dengan Nilai Budaya dan Spiritual

Pemekaran Wilayah Papua Barat Daya: Wacana Pembentukan Kabupaten Malamoi Dengan Nilai Budaya dan Spiritual

Pemekaran Wilayah Papua Barat Daya: Wacana Pembentukan Kabupaten Malamoi Dengan Nilai Budaya dan Spiritual.--Dokumen Palpos.id

“Kami ingin membangun dari dalam, dari hati masyarakat Moi. DOB Malamoi akan menjawab kebutuhan warga, bukan hanya memenuhi ambisi politik,” tegas Yulius.

Malamoi sebagai Simbol Reintegrasi Budaya dan Modernisasi

Uniknya, Malamoi tidak hanya dikenal sebagai wilayah yang kaya akan potensi ekonomi dan sumber daya alam, tetapi juga sebagai pusat pertumbuhan budaya modern yang tetap menghormati adat istiadat. 

Kota Sorong, sebagai pusat dari wilayah Malamoi, selama ini telah menjadi melting pot berbagai suku, agama, dan budaya dari seluruh Indonesia.

Dengan dibentuknya Kabupaten Malamoi, diharapkan proses modernisasi pembangunan dapat berjalan seiring dengan pelestarian budaya dan nilai-nilai luhur orang Moi.

Ketua Lembaga Adat Moi, Simson Ayus, menegaskan pentingnya menjadikan Malamoi sebagai model integrasi budaya dan pembangunan.

“Kita tidak ingin pembangunan hanya mengubah alam. Kita ingin membangun tanpa kehilangan jati diri. Kabupaten Malamoi harus menjadi contoh Papua yang maju dan tetap berakar,” ujar Ayus.

Menanti Lampu Hijau dari Pemerintah Pusat

Saat ini, perjuangan pembentukan Kabupaten Malamoi berada dalam tahap penguatan dokumen usulan dan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat. 

Meski masih ada moratorium pemekaran daerah oleh Kementerian Dalam Negeri, masyarakat tetap optimis bahwa Malamoi akan segera mendapatkan tempat di peta Indonesia sebagai DOB baru.

Para pengusul terus melengkapi dokumen kajian akademik, pemetaan wilayah, dukungan politik, serta aspirasi masyarakat adat. 

Harapannya, ketika moratorium dibuka, Kabupaten Malamoi sudah siap secara administratif, teknis, dan sosial-budaya.

Harapan Generasi Muda: Membangun Masa Depan dari Malamoi

Generasi muda Moi menyambut baik rencana pemekaran ini. Bagi mereka, Kabupaten Malamoi adalah ruang baru untuk membangun masa depan, membuka lapangan kerja, memperkuat pendidikan, dan menghadirkan pelayanan kesehatan yang merata.

Hannah Rumbiak, mahasiswa asal Malamoi yang kini menempuh studi di Yogyakarta, mengatakan bahwa ia berharap dapat kembali dan mengabdi di tanah kelahirannya jika DOB itu benar-benar terbentuk.

“Kami butuh rumah administrasi sendiri. Malamoi bukan hanya tentang sejarah, tapi tentang masa depan kami. Kami ingin jadi bagian dari pembangunan Papua dari akar budaya kami sendiri,” kata Hannah penuh haru.

Malamoi untuk Indonesia Timur yang Lebih Adil dan Berkeadilan

Pemekaran wilayah bukan semata urusan politik. Dalam konteks Papua Barat Daya, khususnya Malamoi, pemekaran adalah jawaban atas kebutuhan historis, ekonomi, sosial, dan budaya. 

Kabupaten Malamoi diharapkan menjadi simbol Papua yang bangkit, maju, dan sejahtera tanpa tercerabut dari akar tradisinya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: palpos.disway.id