Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Provinsi Kepulauan Lembata Alor Miliki Potensi Besar

PALPOS.ID - Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Provinsi Kepulauan Lembata Alor Miliki Potensi Besar.

Wacana pemekaran wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin berhembus kencang dengan banyaknya dukungan yang didapat.

Untuk usulan pemekaran wilayah Nusa Tenggara Timur kali ini fokusnya perjuangan pembentukan Provinsi Kepulauan Lembata Alor.

Daerah pemekaran wilayah Nusa Tenggara Timur ini nantinya diyakini akan menjadi Poros Bahari di Indonesia Timur karena berada di Timur Laut Provinsi NTT.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Provinsi NTT Selatan Langkah Konkret untuk Maju

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Enam Provinsi Baru karena Keterbatasan Infrastruktur

Usulan pemekaran wilayah Nusa Tenggara Timur ini lahir dari semangat masyarakat lokal yang menginginkan percepatan pembangunan berbasis potensi wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir di wilayah itu.

Provinsi Kepulauan Lembata Alor hasil pemekaran wilayah Nusa Tenggara Timur ini dirancang untuk mencakup wilayah Pulau Lembata, Pulau Alor, Pulau Pantar, serta sejumlah pulau kecil di sekitarnya.

Daerah pemekaran wilayah Nusa Tenggara Timur ini akan memiliki luas wilayah mencapai sekitar 10.500 km² dan jumlah penduduk sekitar 600.000 jiwa.

Terakhir, daerah pemekaran wilayah Nusa Tenggara Timur ini nantinya akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru berbasis kelautan dan pariwisata yang terus berkembang.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Wacana Pembentukan 13 Kabupaten dan Kota Baru Melewati Berbagai Kajian

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Papua Barat Daya: Wacana Pembentukan Kabupaten Raja Ampat Selatan Perjuangkan Pembangunan

Mengapa Harus Ada Provinsi Kepulauan Lembata Alor?

1. Mendorong Keadilan Pembangunan Wilayah Timur

NTT dikenal sebagai salah satu provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia. 

Salah satu penyebabnya adalah ketimpangan pembangunan antara wilayah daratan seperti Kupang, dan wilayah kepulauan di ujung timur seperti Alor dan Lembata. 

Sumber: palpos.disway.id