Ikan Arsik : Warisan Kuliner Batak yang Menyatu dengan Filosofi dan Alam
Ikan Arsik bukan sekadar hidangan khas Batak, tapi warisan budaya yang menyatukan rasa, filosofi, dan alam.-Fhoto: Istimewa-
Tujuannya bukan hanya menjaga tradisi, tetapi juga mengembangkan potensi ekonomi lokal melalui pariwisata kuliner.
Festival Arsik Toba, misalnya, yang digelar setiap tahun di Balige sejak 2021, selalu menarik ribuan wisatawan lokal maupun mancanegara.
Dalam festival tersebut, pengunjung bisa menyaksikan langsung lomba memasak arsik, pameran rempah Batak, hingga lokakarya tentang bumbu tradisional.
Acara ini tidak hanya memperkuat identitas kuliner daerah, tetapi juga meningkatkan pendapatan masyarakat lokal melalui sektor kuliner dan pariwisata.
Lebih dari sekadar hidangan, ikan arsik adalah representasi nilai-nilai luhur masyarakat Batak: kerja keras, rasa syukur, dan penghormatan kepada leluhur.
Setiap rempah yang digunakan memiliki makna, setiap proses memasak menyimpan doa.
Di tengah tren kuliner modern yang serba instan, ikan arsik hadir sebagai pengingat bahwa makanan terbaik bukan hanya yang lezat, tetapi juga yang menyimpan cerita dan nilai kehidupan.
Seperti yang dikatakan pepatah Batak, “Hita do naso lupa tu asal,” — kita tidak boleh melupakan asal-usul kita.
Dengan melestarikan arsik, masyarakat Batak dan seluruh bangsa Indonesia ikut menjaga keberagaman cita rasa Nusantara yang menjadi kebanggaan dunia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:


