Mengenal KH Mesir, Ulama Kharismatik di Sumatera Selatan Asal Banyuasin

Mengenal KH Mesir, Ulama Kharismatik di Sumatera Selatan Asal Banyuasin

Makam KH Mahidin yang ramai didatangi penziara setiap hari-foto : zen bae-

BANYUASIN, PALPOS.ID – Menyebut nama KH Mahidin bin H Hasyim mungkin banyak yang tidak mengenalnya.

Padahal dia merupakan sosok wali Allah yang makamnya sampai kini masih sering diziarahi orang dari berbagai penjuru tanah air.

Namun jika menyebut nama KH Mesir sebagian orang khususnya warga Sumatera Selatan mungkin mengenalnya.

Dia merupakan salah satu ulama kharismatik di Sumatera Selatan kelahiran Kabupaten BANYUASIN Provinsi Sumatera Selatan. KH Mesir merupakan ulama yang berjasa mengembangkan Islam di Sumatara Selatan dan merupakan teman ulama kharismatik asal Palembang KH Marogan.

Makam ulama yang memiliki banyak karomah ini terletak di Desa Sungsang IV Kecamatan BANYUASIN Kabupaten BANYUASIN Provinsi Sumatera Selatan.

Memang tidak banyak sumber refrensi untuk menggambarkan wali Allah ini. Keberadaannya dan karomah yang dimiliki KH Mesir bersumber dari penuturan anak keturunannya dan warga Sungsang yang berdiam di sekitar makam.

Penulis pernah menemani  Bupati BANYUASIN H Askolani ziarah ke makam KH Mesir. Untuk sampai ke makam KH Mesir harus ditempuh melalui jalur laut dari Dermaga Sungsang.

Letak makam berada di ujung Desa Sungsang IV dan dinaungi bangunan sederhana beratap genteng. Di  dalam bangunan sederhana tersebut terdapat dua makam yang diselimuti kelambu berwarna putih. 

Kedua makam itu adalah KH Mesir dan istrinya Jeda. Di dinding bangunan tertulis silsilah KH Mesir dan anak keturunannya.

Dari pernikahannya dengan Jeda dikaruniai empat orang anak yakni Siti Hawa, Awaludin, Dul Kusim dan Palemma. KH Mesir dan Jeda juga memiliki dua orang anak angkat yakni Zaki dan Abu Bakar.

KH Mesir meninggal dunia pada 14 Agustus 1936 atau 26 Jumadil Awal 1355 Hijriyah di Palembang.

Selama hidupnya KH Mesir sangat disegani dan dihormati warga BANYUASIN. Ilmu agama yang dimilikinya tak diragukan lagi karena hasil belajar di Timur dan dengan ulama Palembang.

Dengan kemampuan yang dimiliknya, KH Mesir tidak hanya berperan di bidang agama. ulama kharismatik ini juga berperan penting di bidang sosial keagamaan.

Dia berdakwa dengan mengadakan pengajian di majelis taklim dan rumahnya. Selain itu, KH Mesir merupakan orang yang menggagas berdirinya Masjid Jamik Desa Sungsang yang kini berdiri megah. Beliau juga merupakan seorang pengulu, tabib dan ahli ilmu falak.

Ada cerita menarik tentang sosok KH Mesir ini yang tertulis di dinding bangunan makam. Cerita tersebut pada saat pemindahan makam beliau pada tahun 1974.

Pada saat itu mayarakat Desa Sungsang sepakat memindahkan makam KH Mesir ke tempat yang lebih tinggi. Dikarenakan lokasi makam berada di bibir sungai dan sudah terkena erosi.

Anehnya ketika prosesi pemindahan makan dilakukan, peti mati KH Mesir terasa sangat berat dan tidak bisa dipindahkan.

Masyarakat Sungsang pun merasa heran dan kebingungan. Akhirnya masyarakat meminta anak KH Mesir yang masih hidup pada waktu itu yakni Hj Palemma, untuk mendoakan agar makam dapat dipindahkan.

Tak lama setelah Hj Palemma berdoa, makan dapat dipindahkan dan terasa enteng diangkat. Keajaiban pun terjadi, dibekas makam KH Mesir keluar air setinggi dua meter dan mengeluarkan aroma sangat wangi.

Kini makam KH Mesir masih ramai dikunjungi peziarah bukan hanya dari Sumatera Selatan. Melainkan dari tanah Jawa dan lainnya di nusantara.

Nama KH Mesir sendiri merupakan sebutan teman-temannya sesame ulama saat berguru di Timur Tengah. Konon ceritanya, KH Mahidin  pernah terlihat Salat Jumat di Mesir. Padahal sosoknya sendiri diketahui berada di rumah.

Sejak itulah dia dipanggil dengan sebutan nama KH Mesir. Wallahualam bisawaf. (*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: