Asal Muasal dan Sejarah Panjang Bandara Internasional Silangit di Tapanuli Utara

Bandara Internasional Silangit telah membawa perubahan positif dalam ekonomi dan pariwisata Tapanuli Utara. 

Dengan peran strategisnya dalam menghubungkan wilayah ini dengan destinasi internasional, bandara ini telah membuka pintu bagi pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan dan meningkatkan visibilitas Tapanuli Utara sebagai tujuan wisata yang menarik.

Diulas sebelumnya, dalam perbincangan mengenai pemekaran Provinsi Sumatera Utara, calon Provinsi Tapanuli menjadi sorotan. 

Salah satu kabupaten yang berada di dalamnya, Tapanuli Utara, ternyata memiliki potensi luar biasa yang mungkin tidak banyak diketahui. 

Selain menjadi kabupaten yang paling tajir di calon provinsi baru tersebut, Tapanuli Utara juga menyimpan fakta-fakta tersembunyi yang menarik untuk diungkap.

Kabupaten Tapanuli Utara meliputi wilayah administratif 15 kecamatan, dengan 11 kelurahan dan 241 desa. 

Dengan jumlah penduduk sekitar 320.542 jiwa berdasarkan sensus tahun 2021, kabupaten ini mayoritas dihuni oleh suku Batak Toba.

Di Tapanuli Utara, mayoritas penduduknya adalah suku Batak Toba, yang mendominasi kehidupan sehari-hari. 

Bahasa Batak Toba menjadi bahasa utama yang digunakan oleh penduduk, selain Bahasa Indonesia. 

Pengaruh budaya ini tercermin dalam komunikasi sehari-hari serta dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Tidak hanya memiliki potensi ekonomi dari sektor pertanian dan perikanan, Tapanuli Utara juga memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. 

Dengan banyaknya gunung berapi, kabupaten ini memiliki pasokan panas bumi yang cukup besar untuk pembangkit listrik. 

Salah satu pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang dibangun di daerah ini adalah PLTP Sarulla. 

PLTP ini bukan sekadar besar, melainkan juga yang terbesar di dunia, yang dibagi menjadi tiga unit dengan total kapasitas yang signifikan.

Tidak hanya potensi alam yang melimpah, Tapanuli Utara juga memiliki objek wisata yang unik dan bermanfaat. 

Sumber: