Provinsi Sulawesi Selatan Dengan Jejak Sejarah dan Dinamika Modernisasi

Provinsi Sulawesi Selatan Dengan Jejak Sejarah dan Dinamika Modernisasi

Provinsi Sulawesi Selatan Dengan Jejak Sejarah dan Dinamika Modernisasi.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Perekonomian Sulawesi Selatan mencerminkan keanekaragaman sumber daya alamnya. Berbasis pada pertanian, perikanan, dan pertambangan emas, magnesium, besi, dan logam lainnya, provinsi ini menunjukkan potensi ekonomi yang besar. 

Pinisi kapal layar tradisional Indonesia, masih digunakan secara luas untuk transportasi, kargo, dan penangkapan ikan di kepulauan Indonesia.

Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, dari 8.032.551 jiwa pada Sensus 2010 menjadi 9.073.509 pada Sensus 2020, Sulawesi Selatan menjadi provinsi terpadat keenam di Indonesia. 

Suku Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar menjadi komponen utama masyarakat Sulawesi Selatan, menciptakan keragaman budaya yang unik.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Pajoge Angkong dan Sejarah Bumi Arung Palakka

BACA JUGA:Sulawesi Selatan Sebuah Eksplorasi Kaya Sejarah Budaya dan Kebiasaan Lokal

Dinamika Politik dan Perlawanan Terhadap Kolonialisme

Sejarah Sulawesi Selatan juga dicorakkan oleh dinamika politik dan perlawanan terhadap kolonialisme. 

Pada abad ke-15, Belanda, melalui Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), datang ke wilayah ini dengan tujuan menguasai perdagangan rempah-rempah. 

Kerajaan Gowa menjadi penghalang bagi ambisi VOC, dan persekutuan dengan Arung Palakka membawa perubahan besar.

Setelah berperang dan menandatangani Perjanjian Bongaya, kekuasaan Gowa berkurang, dan Sulawesi Selatan melihat pergeseran ke Bone di bawah Arung Palakka. 

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan: Kabupaten Bone dan Calon Ibukota Provinsi Bugis Timur

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan: Kabupaten Bone Penuh Sejarah dan Potensi Pariwisata

Namun, perlawanan terhadap kekuasaan kolonial tidak berhenti di sini. Masyarakat Makassar dan Bugis terus berjuang hingga awal tahun 1930-an, menandai ketahanan mereka terhadap penjajahan.

Dinamika Modernisasi: Dari Masa Lalu ke Masa Depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: