Galau Karena Dalam Kesusahan Segera Lakukan Sholat Hajat, Ini Caranya

Galau Karena Dalam Kesusahan Segera Lakukan Sholat Hajat, Ini Caranya

Galau Karena Dalam Kesusahan Segera Lakukan Sholat Hajat, Ini Caranya--

UNIK,PALPOS.ID - Islam adalah agama yang sempurna. Dia tidak hanya mengajarkan tentang kebaikan dan keburukan saja.

Tetapi Islam juga memberikan solusi dari berbagai persoalan yang dihadapi manusia. Termasuk maslah kesusahan yang kerap menyelimuti manusia

Dalam Islam, ada banyak cara yang bisa dilakukan manusia bila menghadapi kesusahan. Salah satunya dengan dengan melakukan Shalat hajat.

Hal ini ditegaskan oleh Syekh Nawawi Banten dalam kitab Nihayatuz Zain, yang menyatakan bahwa orang yang mengalami kesempitan dan memiliki hajat tertentu sebaiknya melaksanakan Shalat Hajat.

Menurut Ustadz Alhafiz Kurniawan, Mazhab Syafi'i memasukkan Shalat Hajat sebagai salah satu shalat sunnah yang dapat dilakukan ketika seseorang memiliki hajat terkait kemaslahatan agama maupun duniawinya.

Shalat Hajat dianggap sebagai bentuk munajat, atau doa tulus, dari seorang hamba kepada Allah.

Shalat Hajat dilakukan sebanyak 12 rakaat, seperti yang dijelaskan dalam kitab Nihayatuz Zain.

Meskipun demikian, dua rakaat Shalat Hajat dianggap sudah memadai dan dapat dilakukan bersamaan dengan shalat fardhu, sunnah tahiyyatul masjid, atau sunnah lainnya.

Namun, disarankan agar Shalat Hajat dilakukan secara khusus untuk mendapatkan keberkahan yang lebih.

Setiap rakaat Shalat Hajat disunnahkan untuk membaca Surat Al-Fatihah, Ayat Kursi, dan Surat Al-Ikhlas.

Setelah menyelesaikan shalat, dianjurkan untuk membaca shalawat dan mengikuti dengan doa tertentu yang mengandung pujian kepada Allah.

Ini salah satu doanya:
   سُبْحَانَ الَّذِي لَبِسَ العِزَّ وَقَالَ بِهِ، سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ بِالمَجْدِ وَتَكَرَّمَ بِهَ، سُبْحَانَ ذِي العِزِّ وَالكَرَمِ، سُبْحَانَ ذِي الطَوْلِ أَسْأَلُكَ بِمَعَاقِدِ العِزِّ مِنْ عَرْشِكَ وَمُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْ كِتَابِكَ وَبِاسْمِكَ الأَعْظَمِ وَجَدِّكَ الأَعْلَى وَكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ العَامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بِرٌّ وَلَا فَاجِرٌ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ 

Doa setelah Shalat Hajat melibatkan ungkapan kesucian dan kemuliaan Allah, disertai dengan permohonan ampunan, bimbingan, dan perlindungan dari segala dosa.

Doa ini mencerminkan kerendahan hati dan ketergantungan seorang hamba kepada Sang Pencipta.

Setelah itu, dianjurkan juga untuk membaca doa Rasulullah saw sebagaimana riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim.
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الحَلِيمُ الكَرِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ العَلِيُّ العَظِيْمُ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْمِ والحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ     

Artinya, “Tiada Tuhan selain Allah yang santun dan pemurah. Tiada Tuhan selain Allah yang maha tinggi dan agung. Mahasuci Allah, Tuhan Arasy yang megah. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam,”.

Dilanjutkan deangan membaca doa ini:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالسَلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لَا تَدَعْ لِيْ ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضىً إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ  

Artinya, “Tiada Tuhan selain Allah yang maha lembut dan maha mulia. Maha suci Allah, penjaga Arasy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta.

Aku mohon kepada-Mu bimbingan amal sesuai rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan perlindungan dari segala dosa.

Janganlah Kau biarkan satu dosa tersisa padaku, tetapi ampunilah. Jangan juga Kau tinggalkanku dalam keadaan bimbang, karenanya bebaskanlah. Jangan pula Kau telantarkanku yang sedang berhajat sesuai ridha-Mu karena itu penuhilah hajatku. Hai Tuhan yang maha pengasih,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], cetakan pertama, halaman 104).

Setelah itu, individu yang memiliki hajat tertentu dapat melanjutkan dengan doa sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pribadinya.

Dengan demikian, Shalat Hajat bukan hanya sebuah rangkaian gerakan shalat, tetapi juga merupakan sarana untuk berkomunikasi langsung dengan Allah dan menyampaikan hajat serta kebutuhan pribadi.

Dengan panduan ini, diharapkan umat Islam dapat memanfaatkan Shalat Hajat sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dalam menghadapi cobaan dan mencari pertolongan dalam segala aspek kehidupan.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: