Jangan Lengah! Begal Digital Ternyata Lebih Horor, Data Pribadi Rawan Dicuri

PALEMBANG, PALPOS.ID- Kemajuan teknologi sering kali diibaratkan sebagai pisau bermata dua, di mana keuntungan dan kemudahan yang ditawarkan oleh perkembangan tersebut sejalan dengan potensi penyalahgunaannya oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan kriminal.

Untuk itu, Astrid Ramadiah Wijaya, Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Hukum dan HAM Kementerian Kominfo RI mengatakan, sangat penting untuk menjaga kerahasiaan data pribadi.

"Sangat rawan sekali penyalahgunaan data dengan meningkatnya aktivitas daring. Serangan di dunia siber tidak hanya bersifat teknis, melainkan juga melibatkan aspek sosial dan eksploitasi isu-isu sensitif di masyarakat," kata Astrid.

BACA JUGA: Eksplorasi Kehebatan iPhone Xs Max: Puncak Inovasi Teknologi

BACA JUGA:Kangkung Bisa Mencegah Anemia dan Menyehatkan Mata

Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta pada Januari 2022, menciptakan akses informasi yang cepat dan luas. 

Meskipun memberikan kenyamanan, tingginya penetrasi teknologi berbasis internet di Indonesia juga meningkatkan risiko kejahatan, terutama dalam pencurian data pribadi. 

Astrid juga mencatat bahwa kejahatan siber semakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi digital.

BACA JUGA:Mengungkap Keajaiban Alam di Kawah Ciwidey: Destinasi Wisata yang Menakjubkan di Tengah Pegunungan Jawa Barat

BACA JUGA:Pisang dan Semangka Dapat Sembuhkan Disfungsi Ereksi

Contohnya, kasus pencurian data menggunakan file berjenis Application Package File (APK) dengan kedok undangan pernikahan atau memanfaatkan platform media sosial untuk penipuan atau pencurian data pribadi.

Sementara Alfons Tanujaya dari Vaksincom menjelaskan, bahwa data saat ini dianggap sebagai "minyak baru" yang memiliki nilai tinggi di dunia.

Ia memperingatkan tentang ancaman "begal digital" yang dapat merugikan banyak orang sekitar.

BACA JUGA:Pesona Keindahan Tersembunyi dari Pulau Derawan di Kalimantan

Sumber: