Indonesia Minta Penundaan Program Pesawat AEW&C untuk Mendanai Frigat FREMM

--
BACA JUGA:Pasukan Khusus Jerman Siap dengan Senjata HK 437
Meskipun proses pengadaan formal untuk seluruh 16 program belum dimulai, nilai total proyek-proyek ini diperkirakan mencapai sekitar USD25 miliar.
Langkah Indonesia untuk mengubah alokasi dana ini menimbulkan pertanyaan tentang prioritas dalam pertahanan nasional serta dampaknya terhadap kerjasama pertahanan regional.
“Untuk memenuhi prioritas terkait kesiapan angkatan bersenjata di tengah situasi keamanan yang dinamis, diminta agar Kementerian Keuangan menyetujui permintaan ini dan menyetujui alternatif alokasi pinjaman luar negeri yang diminta Kementerian Pertahanan,” bunyi surat yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Akuisisi Pertahanan Kemhan, Supo Dwi Diantara.
BACA JUGA:China Memperkenalkan Z-10ME: Helikopter Serang Terbaru dengan Teknologi Canggih
BACA JUGA:Mengungkap Misteri Stealth Black Hawk: Kisah Rahasia di Balik Penyerbuan Osama bin Laden
Langkah ini tidak hanya mencerminkan upaya Indonesia untuk memprioritaskan kebutuhan pertahanan yang sesuai dengan situasi saat ini, tetapi juga menunjukkan kematangan politik dalam mengelola sumber daya negara untuk kepentingan strategis jangka panjang.
Keputusan ini akan menjadi sorotan utama dalam diskusi di ajang Singapore Airshow 2024, menggarisbawahi pentingnya adaptasi terhadap dinamika keamanan global.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: