Pilgub Sumsel 2024: Pengamat Ini Sebut Era Kampanye Hitam Sudah Habis!

Pilgub Sumsel 2024: Pengamat Ini Sebut Era Kampanye Hitam Sudah Habis!

H Herman Deru, Petana Pilgub Sumsel 2024-Foto: Instagram @Hermanderu67-

PALEMBANG - Pengamat pilkada Sheviana Paramitasari menyebut era kampanye hitam sudah bisa dikatakan telah finish, telah berakhir dan tak memberi efek pada korban atau pada kandidat yang diserang.

Publik paham dan mengerti betul bahwa ketika kampanye hitam ditargetkan pada seorang kandidat yang akan ikut kontestasi pilkada, itu dibuat oleh lawan politiknya secara sengaja.

Demikian kesimpulan yang bisa dipetik dari wawancara melalui sambungan seluler dengan peneliti Lembaga  Stratak Indonesia di Jakarta, Senin, 8 April 2024.

BACA JUGA:Herman Deru Santuni 276 Petugas Kebersihan Prabumulih yang tidak dapat THR

BACA JUGA:Kejari Lubuklinggau Mengembalikan Uang Negara Rp 730,33 juta dari Kasus Korupsi PT Mura Sempurna

Sheviana menyebut akan ada peningkatan eskalasi kampanye negatif bahkan kampanye hitam terutama jelang penetapan pasangan yang akan diusung parpol atau gabungan parpol dan jelang pendaftaran ke KPUD, puncaknya serangan akan semakin deras saat sudah ada peserta pemilu dan biasanya kandidat atau pasangan yang terkuat dan tertinggi elektabilitasnya akan jadi sasaran. 

Sheviana juga memaparkan, para calon petahana sudah pasti akan diserang oleh para penantang.

Apalagi petahana yang kuat dan dominan.

Isu perubahan dan kritik atas pembangunan selama dipimpin petahana akan seliweran.

BACA JUGA:Jembatan Penghubung Kabupaten Musi Rawas - Kabupaten Pali Dipebaiki untuk Arus Mudik

BACA JUGA:Waspada Bahaya ! Kapolres Mura Imbau Pemudik Hindari Jalur Alternatif Pali-Mura

Tidak jarang black campaign atau kampanye hitam ke petahana telah disiapkan secara khusus bahkan dibentuk tim khusus mencari-cari kesalahan petahana.

Namun Sheviana menegaskan, kampanye negatif dan Kampanye hitam seperti tuduhan, rekayasa kasus, fitnah hingga operasi politik kotor ternyata tidak terlalu berpengaruh secara elektoral.

Ada banyak contoh dimana seorang kandidat atau sepasang peserta pemilu diserang sana-sini, difitnah dari berbagai penjuru tapi tetap unggul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: