Kamala Harris Gantikan Joe Biden dalam Pilpres Amerika Serikat 2024: Siap Lawan Donald Trump

Kamala Harris Gantikan Joe Biden dalam Pilpres Amerika Serikat 2024: Siap Lawan Donald Trump

Kamala Harris Gantikan Joe Biden dalam Pilpres Amerika Serikat 2024: Siap Lawan Donald Trump.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Kamala Harris diperkirakan akan melanjutkan kebijakan Biden terkait perang di Gaza, Palestina. 

Harris berulang kali menyatakan dukungannya terhadap keamanan Israel dan menganggap serangan Israel sebagai upaya pembelaan diri. 

Dalam sebuah acara pada Desember 2023, Harris mengatakan, "Israel memiliki hak untuk membela diri dan kami (Biden dan Harris) akan tetap teguh pada keyakinan itu. Kami mendukung tujuan militer Israel yang sah untuk menghilangkan ancaman Hamas".

Namun, Harris juga menunjukkan simpati terhadap warga sipil Palestina di Gaza. 

BACA JUGA:Terjatuh dari Tangga, Mantan Istri Donald Trump Meninggal Dunia

BACA JUGA:Toyota Grand Highlander 2024: Hadir dengan Tampilan Mewah dan Teknologi Terdepan di Amerika Serikat

Pada Maret 2024, Harris menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan mengimbau Israel untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan di daerah tersebut. 

"Ketika Israel mengejar tujuan militernya di Gaza, kami percaya Israel harus berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil yang tidak bersalah," katanya.

Perang Rusia-Ukraina

Selama perang antara Rusia dan Ukraina, Amerika Serikat dikenal sebagai negara yang aktif memberikan bantuan kepada Ukraina. 

Kamala Harris sangat mendukung upaya Ukraina membela diri dari Rusia dan merupakan pendukung setia aliansi militer internasional NATO. 

BACA JUGA:Donald Trump Ditembak di Telinga Saat Kampanye Pilpres Amerika Serikat: Kronologi Insiden dan Dampaknya

BACA JUGA:Honda Ruckus Meluncur di Amerika Serikat Motor Matik Bergaya Radikal dan Menarik

Pada Konferensi Keamanan Munich di Jerman pada Februari lalu, Harris mengecam perang Rusia terhadap Ukraina dan menekankan keyakinan AS terhadap Pasal 5 NATO, yang menyatakan bahwa serangan terhadap salah satu anggota aliansi mengharuskan semua negara lain dalam aliansi tersebut ikut dalam konflik.

Pada Juni lalu, Harris bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam KTT Perdamaian Ukraina di Swiss dan mengumumkan bahwa AS akan mengucurkan dana 1,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 24,3 triliun untuk memperkuat sektor energi Ukraina. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: