Megawati Sindir Pemerintahan Jokowi: Utang Menggunung, Pendapatan Negara Seret, Rakyat Makin Terpuruk

Megawati Sindir Pemerintahan Jokowi: Utang Menggunung, Pendapatan Negara Seret, Rakyat Makin Terpuruk

Megawati Sindir Pemerintahan Jokowi: Utang Menggunung, Pendapatan Negara Seret, Rakyat Makin Terpuruk.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Salah satu contoh yang dia berikan adalah di Garut, Jawa Barat, di mana banyak pabrik sarung yang tutup, menyebabkan ribuan pekerja kehilangan pekerjaan. 

"Tanya saja sana, keliling ke tempat-tempat pabrik sarung. Banyak yang tutup, dan ribuan pekerja kini menganggur," tuturnya.

PHK Massal dan Krisis Ekonomi di Daerah

Megawati juga menyoroti gelombang PHK yang melanda berbagai sektor industri, terutama tekstil. 

BACA JUGA:Megawati Soekarnoputri Lantik Pengurus DPP PDIP: Ada Nama Ganjar Pranowo dan Basuki Tjahaja Purnama

BACA JUGA:Final Four Proliga Putri: Jakarta Popsivo Polwan vs Jakarta Electric PLN, Akankah Megawati MVP Proliga 2024 ?

Data dari BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa 46.001 peserta dari sektor industri pakaian jadi dan tekstil telah kehilangan pekerjaan akibat PHK massal. 

Kondisi ini, menurut Megawati, merupakan gambaran nyata dari kesulitan ekonomi yang dialami oleh rakyat Indonesia di berbagai daerah.

"Kita bisa lihat di Garut, ribuan pekerja di pabrik sarung kehilangan pekerjaan. Ini bukan hanya angka, tapi nasib ribuan keluarga yang terancam karena kehilangan sumber penghasilan," katanya.

Megawati menekankan bahwa PHK massal ini tidak bisa dianggap sebagai masalah sepele. 

BACA JUGA:Sports & Entertainment Awards 2024 : Megawati Hangestri Pertiwi Atlet Wanita terpopuler di Indonesia

BACA JUGA:Megawati Tertawa saat Hasto Kristiyanto Dipanggil Polisi: Kisah di Balik Panggilan Penyidik Polda Metro Jaya

Ia menyebut, pemerintah seharusnya lebih fokus pada upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi, bukan hanya sekadar memikirkan angka-angka makro ekonomi.

Harga Pangan yang Melonjak

Selain masalah PHK dan utang negara, Megawati juga mengkritik pemerintah yang dianggapnya gagal menjaga stabilitas harga pangan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: