Merger Angkasa Pura I dan II: Menjadikan Indonesia Operator Bandara Terbesar Kelima Dunia

Merger Angkasa Pura I dan II: Menjadikan Indonesia Operator Bandara Terbesar Kelima Dunia

Merger Angkasa Pura I dan II: Menjadikan Indonesia Operator Bandara Terbesar Kelima Dunia.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

"Kita resmi menjadi operator airport nomor lima terbesar di dunia, dan ini merupakan pencapaian luar biasa," kata Dony.

Dia menjelaskan bahwa InJourney Airports kini memiliki 160 subsistem yang terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu terminal, airside, dan enterprise system. 

Langkah ini sejalan dengan transformasi yang dilakukan perusahaan untuk mengoptimalkan potensi komersial bandara yang selama ini lebih banyak bergantung pada pendapatan aeronautika.

BACA JUGA:OKU Dukung Pengoperasian Bandara Gatot Subroto

BACA JUGA:Kawasan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Dipercantik, Ditanami Ratusan Bunga Bougenville

Transformasi besar lainnya adalah pergeseran fokus perusahaan dari pendapatan aeronautika menuju pendapatan non-aeronautika (non-aero). 

"Pendapatan non-aero kami tumbuh 49% year-on-year, dan ini menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam strategi bisnis," lanjut Dony. 

Pendapatan non-aero ini termasuk dari sektor-sektor seperti perbelanjaan, restoran, layanan transportasi, dan kegiatan lainnya di area bandara yang tidak terkait langsung dengan layanan penerbangan.

Fokus pada Efisiensi dan Globalisasi

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyambut baik merger ini dan menegaskan bahwa Indonesia harus mampu bersaing di pasar global, terutama dalam hal hub penerbangan internasional. 

BACA JUGA:Muba Gencar Bahas Pelaksanaan Masterplan Bandara Pangeran Abdul Hamid Sekayu

BACA JUGA:Jarak 6 Km dari Bandara SMB 2 Palembang, Hanya Rp 5.000 Bisa Healing ke Wisata Alam Gelam Forest Fantasi

"Kita punya Medan dan Batam, dua lokasi yang sangat strategis untuk dijadikan hub penerbangan. Dengan merger ini, kita harapkan akan terjadi efisiensi dalam pengelolaan bandara yang mendukung target itu," ujar Budi.

Dia menambahkan bahwa proses penggabungan ini telah melalui tantangan yang cukup besar, terutama dalam hal penyatuan sistem IT dan SDM dari dua entitas besar yang sebelumnya memiliki perbedaan mendasar. 

Namun, Budi optimistis bahwa target tersebut akan tercapai seiring dengan optimalisasi pengelolaan bandara yang lebih terintegrasi dan modern.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: