Harga Beras Indonesia Tertinggi di ASEAN: Penyebab dan Dampaknya terhadap Masyarakat

Harga Beras Indonesia Tertinggi di ASEAN: Penyebab dan Dampaknya terhadap Masyarakat

Harga Beras Indonesia Tertinggi di ASEAN: Penyebab dan Dampaknya terhadap Masyarakat.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Sebagai salah satu komoditas pokok, kenaikan harga beras memiliki dampak yang signifikan terhadap daya beli masyarakat.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik, inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga beras mencapai 1,7 persen pada pertengahan 2024. 

Ini memicu kekhawatiran bahwa jika harga beras terus melonjak, maka inflasi pangan akan semakin membebani masyarakat, terutama golongan ekonomi bawah.

Turk juga menyoroti bahwa kenaikan harga beras lokal diakibatkan oleh kebijakan pembatasan impor yang diiringi dengan produktivitas pertanian yang stagnan. 

Meskipun pemerintah Indonesia telah meningkatkan pengeluaran untuk subsidi pertanian, terutama untuk pupuk, hal tersebut tidak berhasil meningkatkan produktivitas secara signifikan. 

Akibatnya, Indonesia semakin bergantung pada produksi beras dalam negeri yang terbatas, sementara permintaan terus meningkat, terutama di tengah pertumbuhan penduduk yang pesat.

Selain itu, lonjakan harga beras berpotensi memperburuk ketahanan pangan di Indonesia. 

Bank Dunia memperkirakan bahwa jika harga beras terus naik, lebih banyak masyarakat miskin akan mengalami kesulitan untuk mengakses bahan makanan pokok ini. 

Kondisi ini akan semakin memperparah kemiskinan, terutama di wilayah pedesaan yang bergantung pada beras sebagai makanan pokok sehari-hari.

Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Masalah

Dalam menghadapi berbagai tantangan ini, pemerintah Indonesia berusaha untuk menyeimbangkan antara melindungi petani lokal dan memastikan harga beras tetap terjangkau bagi konsumen. 

Salah satu langkah yang diambil adalah meningkatkan produksi beras nasional melalui berbagai program seperti revitalisasi irigasi, subsidi pupuk, dan pelatihan bagi petani untuk meningkatkan produktivitas.

Namun, upaya tersebut masih menghadapi banyak kendala. Salah satunya adalah fragmentasi lahan pertanian di Indonesia yang membuat skala ekonomi sulit dicapai. 

Mayoritas petani di Indonesia memiliki lahan yang sangat kecil, sehingga sulit untuk mengadopsi teknologi pertanian modern yang dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan.

Selain itu, kebijakan subsidi yang diterapkan pemerintah sering kali tidak tepat sasaran. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: