Wamendagri Soroti Kekurangan Pilkada Serentak: Minim Pengawasan dan Isu Lokal Terabaikan

Wamendagri Soroti Kekurangan Pilkada Serentak: Minim Pengawasan dan Isu Lokal Terabaikan

Wamendagri Soroti Kekurangan Pilkada Serentak: Minim Pengawasan dan Isu Lokal Terabaikan.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

PALPOS.ID - Wamendagri Soroti Kekurangan Pilkada Serentak: Minim Pengawasan dan Isu Lokal Terabaikan.

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya mengungkapkan sejumlah kelemahan dalam sistem pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024. 

Dalam diskusi yang digelar di kawasan Menteng, Jakarta, Bima menyoroti dua masalah utama, yakni minimnya pengawasan dan terabaikannya isu-isu lokal di tengah derasnya arus informasi nasional.

Minimnya Pengawasan: Tantangan Besar Pilkada Serentak

Menurut Bima, pelaksanaan Pilkada Serentak di 545 daerah, yang mencakup 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota, menghadirkan tantangan besar dalam hal pengawasan. 

BACA JUGA:Optimalisasikan Persiapan Pelaksanaan Pilkada Serentak Tahun 2024, Forkopimda OKI Gelar Rakor!

BACA JUGA:Panwascam Pemulutan Selatan Gelar Pengawasan Partisipatif untuk Sukseskan Pilkada Serentak 2024

Meskipun jumlah aktor politik yang terlibat bertambah banyak, sumber daya untuk pengawasan tetap terbatas.

"Isu yang paling utama adalah kelemahan dalam pengawasan. Aktornya tambah banyak, tetapi resources untuk pengawasannya ya sama saja," ujar Bima. 

Hal ini, lanjutnya, membuka celah bagi potensi pelanggaran, mulai dari manipulasi data hingga politik uang yang sulit terpantau secara menyeluruh.

Isu Lokal Terpinggirkan di Tengah Kompleksitas Informasi

Selain pengawasan, Bima juga menyoroti bagaimana isu-isu lokal tidak mendapat perhatian yang cukup. 

BACA JUGA:Hoak Merebak Menjelang Pilkada Serentak 2024: Fakta, Hasutan, dan Harapan

BACA JUGA:Pastikan Pilkada Serentak Berjalan Kondusif dan Sukses

Dengan begitu banyak daerah yang menggelar pilkada secara bersamaan, arus informasi menjadi sangat kompleks dan saling meniadakan satu sama lain.

"Nah, hari ini terjadi arus isu yang sangat kompleks. Saya ingatkan, 500 lebih kota dan kabupaten, dan satu sama lain saling menihilkan. Ketika ada debat kandidat di Jakarta, semua fokus ke sana, isu lokal jadi tersisihkan," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: