Perhatikan Hal Berikut Agar Budidaya Ikan Nila Tidak Gagal

Perhatikan Hal Berikut Agar Budidaya Ikan Nila Tidak Gagal

Contoh ikan nila sakit--Foto: Dokumen Palpos

PALPOS.ID - Budidaya ikan nila menjadi salah satu usaha yang menjanjikan, namun tidak terlepas dari berbagai tantangan, terutama saat menghadapi cuaca ekstrem seperti hujan deras.

Dikutip dari kanal Youtube @Hasildaya, Air hujan yang memiliki tingkat keasaman tinggi dapat memengaruhi pH air kolam dan menyebabkan stres hingga kematian pada ikan nila. Berikut ulasan lengkap mengenai dampak dan solusi menghadapi tantangan tersebut.

Hujan dengan tingkat keasaman tinggi dapat merusak kesehatan ikan nila, termasuk menyebabkan luka pada sisik mereka.

Selain itu, air hujan sering membawa hama dan penyakit yang mematikan. Untuk mengatasi masalah ini, pembudidaya dianjurkan menggunakan bahan alami seperti garam, daun pepaya, atau probiotik untuk menetralkan pH air.

BACA JUGA:Panduan Lengkap Budidaya Ikan Nila: Mudah, Murah, dan Menguntungkan

Penggunaan herbal seperti temulawak dan kunyit juga dapat membantu menangkal penyakit yang dibawa oleh air hujan.

Kondisi kolam yang tidak ideal menjadi pemicu utama stres dan kematian ikan nila. Oleh karena itu, menjaga kebersihan kolam melalui pengurasan rutin sangat penting.

Juga, penambahan garam dapat mengontrol pertumbuhan jamur dan bakteri. Selain itu, pemasangan aerator untuk meningkatkan sirkulasi dan kadar oksigen di air kolam sangat disarankan agar ikan tetap sehat.

Kepadatan populasi ikan dalam kolam juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan.

BACA JUGA: Lima Rumah Tidak Layak Huni Direnovasi, Kilang Pertamina Plaju Ukir Senyum Keluarga di Desa Rimba Balai Banyu

Kolam yang terlalu padat dapat mengakibatkan stres, keterbatasan oksigen, dan persaingan pakan yang tidak sehat.

Sebagai panduan, jumlah ikan tidak boleh melebihi 75 ekor per meter persegi untuk kolam tanpa sirkulasi, atau 150 ekor per meter kubik untuk kolam dengan sirkulasi baik.

Penyakit pada ikan nila sering kali sulit terdeteksi karena gejalanya yang samar. Ketika ditemukan ikan sakit atau mati, segera lakukan isolasi dan sanitasi untuk mencegah penyebaran penyakit.

Sanitasi bibit ikan sebelum ditebar ke kolam juga menjadi langkah pencegahan yang penting.

Selain itu, pemberian pakan yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan sisa pakan di kolam, yang berujung pada peningkatan zat beracun seperti amonia dan nitrat.

Hal ini dapat membahayakan kesehatan ikan. Oleh karena itu, pemberian pakan harus disesuaikan dengan kebutuhan ikan dan dilakukan secara terukur.

BACA JUGA:Punya Bisnis Warung Makan Baru, Begini 4 Cara Promosinya Biar Ramai dan Dikenal Masyarakat!

Stres pada ikan nila sering kali diabaikan, padahal hal ini sangat berpotensi mematikan.

Gejala stres meliputi penurunan nafsu makan, gerakan yang lambat, dan perilaku yang tidak normal.

Langkah penanganannya adalah memisahkan ikan yang stres dan memastikan kondisi kolam tetap optimal, termasuk menjaga kadar oksigen dan kualitas air.

Budidaya ikan nila memerlukan perhatian terhadap berbagai aspek seperti kualitas air, pengelolaan pakan, dan pengendalian penyakit.

BACA JUGA:Direktur XL Mundur di Tengah Proses Merger dengan Smartfren, Apa yang Terjadi?

Dengan memahami dan mengelola faktor-faktor tersebut, para pembudidaya dapat meningkatkan peluang sukses dalam usaha ini, bahkan di tengah tantangan cuaca ekstrem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: