3 Strategi Presiden Prabowo Perkuat Ekonomi Indonesia untuk Hadapi Tarif 32% Trump

3 Strategi Presiden Prabowo Perkuat Ekonomi Indonesia untuk Hadapi Tarif 32% Trump.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id
Di tingkat bilateral, Indonesia memiliki perjanjian dagang dengan berbagai negara, termasuk Korea Selatan, Jepang, Australia, Pakistan, Uni Emirat Arab, Iran, dan Chile.
Semua langkah ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan memperkokoh posisi Indonesia di pasar global.
2. Mempercepat Hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA)
Selama ini, sumber daya alam Indonesia sering diekspor dalam bentuk bahan mentah, sehingga nilai tambahnya tidak maksimal.
BACA JUGA:Pemkab Muara Enim Dukung Penuh Program Makan Bergizi Gratis Presiden Prabowo
BACA JUGA:Hutama Karya Operasikan 4 Ruas Tol Trans Sumatera Selama 100 Hari Kerja Presiden Prabowo-Gibran
Oleh karena itu, Presiden Prabowo memprioritaskan kebijakan hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah ekspor.
Sebagai contoh, ekspor nikel dan turunannya meningkat dari hanya US$ 3,7 miliar pada tahun 2014 menjadi US$ 34,3 miliar pada tahun 2022 berkat kebijakan hilirisasi.
Untuk mempercepat hilirisasi, pada 24 Februari 2025, Presiden Prabowo meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara yang bertugas mendanai dan mengelola proyek hilirisasi di sektor-sektor strategis seperti mineral, batu bara, minyak bumi, gas, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan.
Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya meningkatkan daya saing ekspor, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada investasi asing, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan.
BACA JUGA:Gebrakan 100 Hari, Presiden Prabowo Resmikan 37 Proyek Ketenagalistrikan Nasional
BACA JUGA:Presiden Prabowo Resmikan Proyek Strategis Ketenagalistrikan Terbesar di Dunia
3. Memperkuat Konsumsi Dalam Negeri
Untuk menjaga daya beli masyarakat, Presiden Prabowo meluncurkan berbagai program yang langsung menyentuh kesejahteraan rakyat.
Salah satunya adalah Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang menargetkan 82 juta penerima manfaat pada akhir tahun 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: