Pemekaran Wilayah Kaltim: Aspirasi Rakyat Mendorong Terbentuknya Calon Kabupaten Kutai Benua Raya

Pemekaran Wilayah Kaltim: Aspirasi Rakyat Mendorong Terbentuknya Calon Kabupaten Kutai Benua Raya.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id
Danau Jempang, bagian dari sistem Danau Mahakam yang menjadi habitat berbagai spesies ikan dan burung endemik.
Hutan Lindung Bentian Besar, rumah bagi berbagai flora dan fauna langka.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah NTB: Calon Kabupaten Sumbawa Tengah untuk Meningkatkan Efisiensi Birokrasi
BACA JUGA:Aspirasi Pemekaran Wilayah NTB: Calon Kota Selong Bersiap Jadi Pusat Pemerintahan Baru Lombok Timur
Aliran Sungai Mahakam yang melintasi beberapa kecamatan, menawarkan potensi wisata susur sungai.
Bila pengelolaan dilakukan dengan bijak, ekowisata di Kutai Benua Raya tidak hanya akan mendatangkan pendapatan bagi daerah, tetapi juga menjadi alat efektif untuk konservasi hutan.
Pemekaran daerah ini diharapkan dapat membuka peluang bagi pendirian taman nasional, cagar budaya, serta model-model pengelolaan hutan berbasis komunitas.
Sektor kehutanan pun menjadi tumpuan lain.
Dengan adanya pengelolaan yang lebih dekat dan berbasis lokal, Kutai Benua Raya dapat mendorong praktik pengelolaan hutan lestari yang mengedepankan prinsip Sustainable Forest Management (SFM).
Ini penting untuk menekan laju deforestasi yang kerap menjadi persoalan di Kalimantan.
Pemekaran: Antara Peluang dan Tantangan
Meskipun peluang yang terbuka sangat besar, pembentukan Kabupaten Kutai Benua Raya juga akan menghadapi tantangan serius.
Pertama, aspek pembiayaan dan infrastruktur menjadi pekerjaan rumah utama. Pemekaran membutuhkan dana besar untuk membangun fasilitas pemerintahan, jalan, jaringan listrik, pendidikan, dan kesehatan.
Kedua, diperlukan konsensus politik di tingkat daerah dan pusat untuk mengesahkan pembentukan kabupaten baru ini. Proses ini harus berjalan sesuai aturan, termasuk memenuhi syarat jumlah penduduk, kemampuan ekonomi, luas wilayah, serta kesiapan administrasi pemerintahan.
Ketiga, perlu ada perhatian khusus pada pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) lokal. Tanpa peningkatan kapasitas SDM, upaya pelestarian budaya dan pengelolaan sumber daya akan sulit tercapai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: