Kue Cucur : Warisan Kuliner Tradisional yang Tetap Melekat di Hati Masyarakat

Kue Cucur : Warisan Kuliner Tradisional yang Tetap Melekat di Hati Masyarakat

Di balik bentuk bulat dan pinggiran yang mekar, kue cucur menyimpan cerita panjang tentang tradisi dan identitas bangsa.-Fhoto: Istimewa-

Di sinilah keahlian si pembuat cucur diuji — tak semua orang bisa mendapatkan "mekar sempurna" yang menjadi ciri khas kue ini.

Pak Darto (53), seorang penjual kue cucur di Pasar Senen, Jakarta, mengungkapkan bahwa ia sudah membuat cucur selama lebih dari 30 tahun.

BACA JUGA:Gudeg : Kuliner Khas Yogyakarta yang Menggugah Selera

BACA JUGA:Lumpia : Makanan Kecil yang Penuh Makna dan Sejarah

"Kuncinya ada di ketelatenan. Gula merahnya harus benar-benar larut dan tepung beras harus diayak halus. Kalau tidak, cucurnya jadi bantat," ujarnya sambil tersenyum.

Meski saat ini banyak jajanan modern seperti mochi, croffle, dan boba yang mendominasi pasar kuliner, kue cucur tetap memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat.

Buktinya, permintaan terhadap kue ini masih tinggi, terutama menjelang hari besar seperti Lebaran, Maulid Nabi, atau acara adat.

Selain itu, munculnya tren "back to roots" di kalangan anak muda turut membantu eksistensi kue-kue tradisional.

Banyak kreator kuliner yang kini mulai mengangkat kembali jajanan pasar lewat media sosial seperti TikTok dan Instagram.

Mereka tidak hanya membagikan resep, tetapi juga menyisipkan cerita budaya di balik makanan tersebut.

Salah satu contohnya adalah akun Instagram @dapoertradisi yang dikelola oleh sekelompok anak muda pecinta kuliner nusantara.

"Kami ingin generasi muda mengenal kekayaan kuliner Indonesia.

Kue cucur itu bukan cuma enak, tapi juga punya cerita panjang tentang tradisi dan identitas," ujar Mira, salah satu pengelola akun tersebut.

Inovasi Tanpa Menghilangkan Ciri Khas

Seiring berkembangnya zaman, kue cucur juga mengalami inovasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: