Melestarikan Cita Rasa Nusantara : Gemplong, Camilan Tradisional yang Mulai Terlupakan

Melestarikan Cita Rasa Nusantara : Gemplong, Camilan Tradisional yang Mulai Terlupakan

Pernah coba gemplong? Camilan tradisional berbahan ketan dan kelapa ini bukan cuma enak, tapi juga sarat makna. -Fhoto: Istimewa-

Strategi ini terbukti cukup berhasil, terutama di kalangan pecinta kuliner tradisional dan wisatawan lokal yang ingin mencicipi makanan khas daerah.

Selain dari masyarakat, peran pemerintah daerah dan sektor pendidikan sangat penting dalam pelestarian kuliner lokal seperti gemplong.

Beberapa sekolah di Jawa Tengah dan DIY mulai memasukkan pelajaran keterampilan memasak jajanan tradisional ke dalam kurikulum muatan lokal. Kegiatan ini diharapkan dapat mengenalkan anak-anak pada makanan khas Indonesia sejak dini.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga mulai melirik potensi kuliner sebagai bagian dari promosi pariwisata daerah.

Dalam beberapa programnya, seperti Festival Jajanan Tradisional Nusantara, gemplong menjadi salah satu dari puluhan jenis camilan yang dipromosikan ke wisatawan mancanegara.

Gemplong mungkin bukan makanan populer seperti boba atau donat, namun ia menyimpan cerita panjang tentang budaya, tradisi, dan rasa yang khas Indonesia.

Di tengah gempuran budaya global, mempertahankan eksistensi makanan seperti gemplong adalah bagian dari menjaga identitas nasional.

Dengan dukungan dari masyarakat, pelaku UMKM, dan pemerintah, gemplong masih berpeluang besar untuk dikenal kembali oleh generasi muda.

Lewat inovasi pengemasan, promosi digital, serta edukasi budaya, camilan manis ini bisa bangkit dan kembali hadir di etalase kuliner Tanah Air.

Karena sejatinya, mempertahankan makanan tradisional bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang merawat warisan leluhur.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: