Dari Kode Radio Militer Hingga Preman: Membaca Ulang Jejak "Hercules" di Tanah Abang Hingga Jalur Politik

Dari Kode Radio Militer Hingga Preman: Membaca Ulang Jejak

Dari Kode Radio Militer Hingga Preman: Membaca Ulang Jejak "Hercules" di Tanah Abang Hingga Jalur Politik-foto:dokumen palpos-

PALPOS.ID - Di balik wajah keras dan tubuh cacat yang pernah mewarnai kekacauan Tanah Abang, tersimpan kisah kompleks tentang kekuasaan, militer, dan politik jalanan. 

Rosario de Marshall, lebih dikenal dengan nama sandinya, "Hercules".

Ia adalah figur yang menjembatani dunia kekerasan dan struktur formal kekuasaan dalam sejarah sosial-politik Indonesia.

Lahir pada 27 Mei 1968 di Timor Portugis—saat negaranya masih dikuasai kolonialisme dan kemudian dihantam invasi militer Indonesia.

BACA JUGA:Enam Cara Ampuh Atasi Daun Cabe Keriting ala Dayat Suryana

BACA JUGA:Waspadai Penyakit Daun Keriting pada Cabe, Bisa Sebabkan Tanaman Mati

Hercules tumbuh di tengah perang, kekacauan, dan kemiskinan.

Catatan sejarah menunjukkan, ia pertama kali berinteraksi dengan militer Indonesia pada 1975 melalui Kolonel Gatot Purwanto. 

Namun, hidupnya berubah drastis pada 1978, saat orang tuanya tewas dalam serangan udara di kota Ainaro. 

Bocah yatim itu kemudian diambil sebagai Tenaga Bantuan Operasi (TBO) oleh pasukan elite Kopassus.

BACA JUGA:Lestarikan Dulmuluk Melalui Sepekan Workshop Seni Tradisional

BACA JUGA:Panduan Praktis Menanam Cabai: Dari Persemaian hingga Siap Tanam di Lahan

Di sinilah nama "Hercules" lahir,bukan dari kekuatan mitologis, tetapi dari kode radio militer. 

Dalam operasinya bersama Kopassus, Hercules terlibat langsung dalam pertempuran kecil melawan Falintil, kelompok perlawanan pro-kemerdekaan Timor Timur. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: