Lemang, Kuliner Tradisional yang Tetap Melekat di Hati Masyarakat Indonesia

Lemang : Lebih dari sekadar makanan, ini adalah simbol kebersamaan dan tradisi yang terus hidup di hati masyarakat Indonesia.-Fhoto: Istimewa-
Tak hanya di toko fisik, lemang juga kini banyak dijual secara online melalui platform e-commerce, terutama menjelang hari raya.
Kemasan yang lebih praktis dan tahan lama juga membuat lemang bisa dikirim ke berbagai wilayah di Indonesia, bahkan luar negeri.
Namun, di tengah tren modernisasi, tantangan tetap ada. Lemang termasuk makanan yang proses pembuatannya cukup rumit dan memakan waktu.
Generasi muda yang hidup di perkotaan mungkin tidak lagi terbiasa dengan tradisi memasak lemang secara manual, apalagi membakarnya di halaman rumah.
“Kami khawatir generasi sekarang lebih kenal lemang sebagai produk jadi, tanpa tahu proses dan nilai di baliknya,” kata Bu Yuni, ketua kelompok ibu-ibu pelestari kuliner tradisional di Riau.
Meski demikian, upaya pelestarian terus dilakukan. Pemerintah daerah dan komunitas budaya gencar mengadakan festival lemang atau lomba membuat lemang sebagai upaya memperkenalkan sekaligus melestarikan makanan warisan leluhur ini.
Di Payakumbuh, misalnya, Festival Lemang diadakan setiap tahun menjelang Idulfitri, menarik ratusan peserta dari berbagai daerah.
Lemang bukan sekadar makanan; ia adalah simbol warisan budaya yang mencerminkan kearifan lokal, semangat gotong royong, dan keberagaman cita rasa Nusantara.
Di tengah tantangan zaman, lemang tetap bertahan dan bahkan berinovasi.
Perpaduan antara pelestarian nilai tradisi dan kreativitas modern menjadi kunci agar lemang tetap dicintai lintas generasi.
Selama masih ada yang membakarnya di balik seruas bambu dan menyajikannya dengan penuh cinta, lemang akan selalu punya tempat di hati masyarakat Indonesia.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: