Barongko : Kue Tradisional Bugis yang Tetap Bertahan di Tengah Arus Modernisasi

Barongko : Kue Tradisional Bugis yang Tetap Bertahan di Tengah Arus Modernisasi

Barongko, kue tradisional khas Bugis-Makassar, bukan sekadar kudapan manis.-Fhoto: Istimewa-

Meski demikian, sejumlah budayawan mengingatkan pentingnya menjaga otentisitas barongko sebagai bagian dari warisan kuliner bangsa.

Pemerintah daerah Sulawesi Selatan pun telah mengusulkan barongko sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda (WBTb) ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Upaya ini diharapkan dapat melindungi barongko dari klaim budaya oleh pihak lain serta mendorong generasi muda untuk lebih peduli pada warisan lokal.

Bagi warga perantauan, barongko juga menjadi pelepas rindu terhadap kampung halaman.

Andi Fauziah, warga Makassar yang kini tinggal di Jakarta, mengatakan ia selalu membawa pulang barongko setiap kali kembali dari Sulawesi.

“Saya biasa titip barongko ke teman kalau mereka pulang dari Makassar.

Rasanya itu membawa saya kembali ke masa kecil,” ujarnya sambil tersenyum.

Barongko, dengan segala kesederhanaannya, telah membuktikan diri sebagai kuliner yang bukan hanya menggugah selera, tetapi juga menyimpan nilai historis dan emosional yang mendalam.

Ia adalah saksi bisu dari perjalanan budaya Bugis-Makassar yang terus bergerak, namun tetap berakar kuat pada tradisi.

Dengan semangat pelestarian dan adaptasi, barongko berpeluang besar tidak hanya bertahan, tetapi juga dikenal lebih luas di tingkat nasional bahkan internasional.

Di tangan generasi muda dan para pelaku kuliner kreatif, makanan ini bisa menjadi simbol kekayaan budaya Indonesia yang patut dibanggakan.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: