Timori Roadster 200, Motor Gagah Buatan Dalam Negeri yang Gagal Lahir.

Timori Roadster 200, Motor Gagah Buatan Dalam Negeri yang Gagal Lahir.

Timori Roadster 200, Motor Gagah Buatan Dalam Negeri yang Gagal Lahir. -Foto:@facebook_Industry Made in Indonesia-

Motor Nasional yang Terlupakan

Berbeda dengan mobil Timor S515/S516 yang sempat mengaspal dan dijual ke masyarakat, motor Timori Roadster 200 nasibnya jauh lebih suram.

Unitnya tidak banyak, bahkan sebagian besar masyarakat Indonesia mungkin tidak tahu bahwa motor ini pernah ada.

Kini, motor Timori menjadi semacam legenda yang terlupakan—bukti bahwa ambisi besar tak selalu sejalan dengan realitas ekonomi dan politik.

Namun, kehadirannya tetap layak untuk dikenang sebagai bagian dari sejarah industri otomotif nasional.

Apakah Motor Timori Roadster 200 Layak Dihidupkan Kembali?

Dengan berkembangnya teknologi dan semangat elektrifikasi, pertanyaan yang muncul adalah: apakah ide motor nasional seperti Timori layak dihidupkan kembali?

Di era di mana motor listrik lokal seperti Gesits, Alva, dan Polytron mulai menapaki pasar domestik, sesungguhnya konsep motor nasional tidak lagi utopis.

Justru, dengan dukungan teknologi dan kebijakan yang berpihak, motor nasional bisa kembali mendapat tempat.

Namun tentu saja, pendekatannya harus jauh lebih transparan, berbasis riset pasar yang kuat, dan tidak lagi berpola kroni politik seperti masa lalu.

Nilai Historis dan Kolektibilitas

Motor Timori Roadster 200—jika masih ada unit prototipenya—mungkin saat ini sudah menjadi barang langka dengan nilai sejarah tinggi.

Di komunitas otomotif dan kolektor kendaraan klasik, motor ini bisa menjadi semacam artefak nasionalis: simbol dari era pembangunan yang penuh ambisi dan drama.

Bahkan, jika satu unit bisa ditemukan dalam kondisi utuh, bukan tidak mungkin nilainya bisa melambung karena kelangkaan dan cerita di baliknya.

Jejak Ambisi yang Harus Dihargai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: