Waspada Motor Ngegas Sendiri, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Waspada Motor Ngegas Sendiri, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Waspada Motor Ngegas Sendiri, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya-Foto:dokumen palpos-

PALPOS.ID - Motor yang tiba-tiba ngegas sendiri kerap menjadi keluhan para pemilik kendaraan roda dua, baik motor bermesin karburator maupun injeksi.

 

Kondisi ini tentu cukup membahayakan, terutama ketika pengendara harus mengurangi kecepatan, seperti saat melewati jalanan menurun atau berada di tengah kemacetan.

 

Gejala ini membuat RPM mesin tetap tinggi, meskipun gas tidak sedang diputar, sehingga perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemilik kendaraan.

 

Iwan, seorang mekanik bengkel motor di Jakarta, mengatakan bahwa permasalahan tersebut bisa dicek terlebih dahulu dari bagian skep pada motor karburator.

BACA JUGA:Mobil Listrik Polytron G3 Siap Guncang Pasar Indonesia, Ini Keunggulannya!

BACA JUGA:Wuling Binguo EV 2025 Dapat Pembaruan Besar: Hadirkan Varian Lite & Pro dengan Charger CCS2!

 

"Mengakalinya juga cukup mudah, kita cek skepnya dan ganti kalau sudah bermasalah," jelasnya dikutif dari Otomotifnet.com.

 

Namun, ia menambahkan bahwa kondisi serupa pada motor dengan sistem injeksi memiliki gejala yang sedikit berbeda dan memerlukan penanganan yang berbeda pula.

 

Menurut Iwan, motor injeksi seperti Honda BeAT Fi yang beberapa kali ia tangani menunjukkan gejala gas nyangkut yang cukup unik.

 

“Kalau di motor injeksi gejalanya bukan nyangkut, tapi malah ngegas sendiri,” ungkapnya.

BACA JUGA:Astra Motor Journalist Competition 2025 Resmi Dibuka di Sumsel: Apresiasi Jurnalis dan Sinergi untuk Masa Depa

BACA JUGA:Sinergi Bersama Media, Astra Motor Journalist Competition 2025 di Sumsel Resmi Dimulai

 

Ia menjelaskan bahwa meski posisi gas seharusnya berada dalam kondisi langsam atau idle, mesin justru terus menyala dan berjalan sendiri tanpa digas oleh pengendara, yang tentu sangat membahayakan.

 

Penyebab dari kondisi tersebut, menurut Iwan, biasanya tergolong sepele, yakni karena kotoran yang menumpuk pada bagian per yang mengatur buka-tutup katup butterfly di throttle body.

 

"Karena kotoran menumpuk, gerakan per menjadi tersendat, sehingga katup tidak bisa menutup sempurna," paparnya.

 

Hal ini membuat suplai udara terus masuk ke ruang bakar dan menyebabkan mesin terus berputar tinggi.

BACA JUGA:Pernah Hiasi Masa Keemasan Toyota di Indonesia, Intip Harga Mobil Kijang Super Sekarang

BACA JUGA:Mewah, Beringas, Ramah Lingkungan: Inilah Kekuatan Porsche Taycan 4S Cross Turismo.

 

Selain kotoran, Iwan juga menyebutkan bahwa penyebab lainnya bisa jadi karena kondisi per yang sudah melemah.

 

“Kalau pernya lemah, posisi katup butterfly tidak bisa tertutup dengan baik meskipun gas sudah dilepas,” tambahnya.

 

Maka dari itu, penting bagi pemilik motor untuk rutin memeriksa dan membersihkan komponen throttle body agar tetap berfungsi normal.

 

Iwan juga menegaskan bahwa gejala motor ngegas sendiri bukanlah akibat throttle position sensor (TPS) yang rusak.

 

"Kalau TPS rusak biasanya gejalanya motor tersendat saat gas ditarik, bukan ngegas sendiri," jelasnya.

 

Oleh karena itu, diagnosis yang tepat sangat penting agar perbaikan tidak salah sasaran dan masalah bisa segera ditangani.

 

Sebagai langkah akhir, Iwan menyarankan untuk melakukan reset ECU setelah throttle body dibersihkan atau komponennya diganti.

 

“Lalu seandainya per tersebut sudah dibersihkan atau diganti jangan lupa untuk reset ECU agar motor kembali normal,” tutupnya.

 

Dengan perawatan yang rutin dan teliti, motor pun bisa terhindar dari masalah ngegas sendiri yang membahayakan pengendara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: