BKSTI Korwil Sumatera II Gelar Annual Meeting 2025 di Palembang: Fokus Cari Solusi Atasi Pengangguran

BKSTI Korwil Sumatera II Gelar Annual Meeting 2025 di Palembang: Fokus Cari Solusi Atasi Pengangguran

BKSTI Korwil Sumatera II Gelar Annual Meeting 2025 di Palembang: Fokus Cari Solusi Atasi Pengangguran. foto: humas BKSTI--

“Dari acara ini kami menargetkan sejumlah luaran strategis, antara lain: terciptanya solusi inovatif dari mahasiswa untuk pengembangan industri hijau, peningkatan kapasitas UMKM melalui pendampingan, bertambahnya jumlah SDM tersertifikasi yang siap bersaing, serta rekomendasi kebijakan kurikulum berbasis kebutuhan industri,” jelasnya.

Prof. Fitra menegaskan, Annual Meeting 2025 bukanlah tujuan akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang kolaborasi lintas sektor.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Lampung: Wacana Pembentukan Kabupaten Natar Agung untuk Akomodir Kebutuhan Rakyat

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Lampung: Wacana Pembentukan Kabupaten Sungkai Bunga Mayang Andalkan Sektor Perekonomian

“Kami berkomitmen terus melakukan evaluasi, memastikan ide dan program yang dihasilkan benar-benar bisa diimplementasikan,” tambahnya.

Tema dan Relevansi Isu Pengangguran Lulusan Perguruan Tinggi

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Annual Meeting 2025, Yohanes Dicka Pratama, S.T., M.T., menyampaikan bahwa tema besar kegiatan kali ini adalah “Peran dan Kontribusi Nyata BKSTI untuk Peningkatan Daya Saing SDM dan Industri Berkelanjutan.”

Menurut Yohanes, tema ini diangkat karena relevansinya dengan kondisi aktual Indonesia. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi di Indonesia pada 2023 masih berada di angka 5,18 persen.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Lampung: Wacana Pembentukan Kabupaten Seputih Barat untuk Pelayanan Pemerintahan

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Lampung: Wacana Pembentukan Kabupaten Tulang Bawang Timur Tuntutan Pemerataan Pembangunan

“Angka ini cukup memprihatinkan. Lulusan perguruan tinggi seharusnya menjadi motor penggerak pembangunan. Namun realitanya, banyak yang kesulitan mendapatkan pekerjaan karena adanya kesenjangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri,” ujar Yohanes.

Selain itu, kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional juga terus menurun. Dari 19,87 persen di tahun 2020, turun menjadi hanya 18,67 persen pada 2023. 

Kondisi ini menjadi sinyal bahwa daya saing industri nasional masih perlu diperkuat, khususnya dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat.

“Oleh karena itu, Annual Meeting 2025 tidak hanya sekadar forum rutin. Ini adalah momentum penting untuk mencari solusi inovatif dalam penyiapan SDM unggul dan mendorong tumbuhnya industri berkelanjutan,” tegas Yohanes.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Lampung: Wacana Pembentukan Kabupaten Seputih Timur Dengan Potensi Pertanian Melimpah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber