Sedekah Bedusun Masyarakat Adat Pehabung Uleh, Wali Kota Arlan Ajak Lestarikan Tradisi Adat

Walikota Prabumulih H Arlan didampingi Kepala Adat Pehabung Uleh, H Erwadi menyerahkan bantuan kepada masyarakat adat Pehabung Uleh-Foto:dokumen palpos-
Suami dari Hj Linda Apriana Arlan ini juga menambahkan bahwa pelestarian tradisi lokal adalah fondasi penting dalam membangun masyarakat yang kuat, harmonis, dan berkarakter.
Menurutnya, keberhasilan pembangunan tidak hanya diukur dari aspek fisik seperti infrastruktur, tetapi juga dari sisi sosial budaya.
“Yang belum aktif, semoga segera diaktifkan kembali. Pemerintah kota sangat mendukung kegiatan ini, karena tradisi lokal adalah warisan yang tak ternilai harganya,” tegasnya.
Arlan juga mengajak masyarakat untuk terus bersatu dalam membangun Kota Prabumulih menjadi lebih baik ke depan.
“Mari bersama-sama kita bangun Kota Prabumulih menjadi lebih baik lagi, dengan dukungan dari seluruh masyarakat,” harapnya.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Pemerintah Kota Prabumulih turut membantu pelaksanaan Sedekah Dusun di beberapa wilayah lain seperti Gunung Kemala dan Tebing Tanah Putih dengan memberikan seekor sapi untuk keperluan acara adat.
Bantuan tersebut menjadi bukti komitmen pemerintah dalam menjaga keberlangsungan tradisi masyarakat.
Selain itu, pada kesempatan yang sama, Wali Kota Arlan juga menyerahkan 150 helai sarung dan 150 baju gamis kepada masyarakat yang merayakan tradisi Sedekah Bedusun di Rumah Adat Duspra.
Bantuan ini disambut gembira oleh masyarakat karena selain meringankan kebutuhan, juga menjadi simbol perhatian pemerintah terhadap warganya.
Ketua Adat Pehabung Uleh, H Erwadi, dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa Sedekah Bedusun merupakan bagian dari identitas masyarakat Pehabung Uleh yang harus terus dijaga.
“Tradisi ini adalah warisan leluhur kita. Lewat Sedekah Bedusun, kita diajarkan untuk tidak melupakan asal-usul, selalu bersyukur, dan menjunjung tinggi nilai gotong royong,” ujarnya.
Untuk diketahui, tradisi Sedekah Bedusun bukan hanya tentang ritual adat atau doa bersama, melainkan sarat makna filosofis.
Kata “sedekah” dalam konteks budaya masyarakat Prabumulih berarti bentuk syukur atas rezeki, keselamatan, dan hasil bumi yang diperoleh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: