Siswa SMKN 1 Indralaya Selatan Demo Tuntut Kepala Sekolah Dicopot, Ada Dugaan Korupsi hingga Pelecehan Sekual

Para siswa SMK N 1 Indralya Selatan Gelar Aksi Demo-Foto:dokumen palpos-
“Kami minta agar gini inisial E, H, dan T yang diduga terlibat segera diberhentikan. Kami tidak mau lingkungan sekolah kami tercemar oleh oknum-oknum seperti itu,” tegasnya.
Para siswa memberikan tenggat waktu kepada pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan hingga Kamis, 9 Oktober 2025, untuk menindaklanjuti tuntutan mereka.
BACA JUGA:Pemkab Ogan Ilir Siapkan Pembangunan Sekolah Rakyat untuk Anak dari Keluarga Kurang Mampu
BACA JUGA:Polsek Tanjung Batu Amankan Pelaku Pencurian HP di Desa Pajar Bulan
“Jika sampai Kamis tidak ada keputusan atau tindak lanjut, kami akan melakukan aksi yang lebih besar lagi pada hari Jumat,” kata Kelvin dengan lantang.
Salah satu siswi kelas 12, Sifa Winda, mengatakan bahwa aksi ini juga diikuti oleh sejumlah alumni yang turut merasa dirugikan atas kebijakan sekolah.
“Bukan hanya siswa aktif, tapi beberapa alumni juga pernah menjadi korban pungutan liar. Kami ingin kepala sekolah diturunkan agar sekolah ini bisa kembali seperti dulu,” ujarnya.
Aksi ribuan siswa tersebut diterima langsung oleh Koordinator Pengawas (Korwas) SMA dan SMK Provinsi Sumatera Selatan wilayah Ogan Ilir, Efran Yudia, bersama Ketua MKKS SMK Kabupaten Ogan Ilir, Hafis.
Efran menyatakan bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti laporan dan aspirasi para siswa ke Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan.
“Kami akan langsung membawa permasalahan ini ke Disdik Provinsi Sumsel. Setelah itu, kita tunggu hasilnya untuk penyelesaian secara resmi, didampingi juga oleh kepada MKKS, pihak guru yang mereka percaya dan perwakilan dari pihak siswa,” jelasnya.
Dirinya mengatakan belum mengetahui pasti terkait kasus tersebut dan ia mengaku baru satu tahun terakhir menjadi pengawas SMA/SMK di Ogan Ilir.
Terkait adanya pemotongan PIP atau pembelian seragam sekolah yang dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan dirinya mengatakan tidak tahu pasti yang jelas dari pihak Disdik provinsi tidak menganjurkan hal itu. Artinya hal itu tergantung kesepakatan komite dan pihak sekolah.
"Kami akan pelajari terlebih dahulu terkait hal ini. Kami akan melapor ke pihak dinas yang jelas permasalahan ini akan ditindaklanjuti oleh pihak dinas," katanya.
Sementara kepala sekolah saat aksi demo berlangsung dikabarkan tidak berada di sekolah tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: