Kue Pancong Lumer, Camilan Tradisional yang Kini Jadi Favorit Generasi Milenial

Kue Pancong Lumer, Camilan Tradisional yang Kini Jadi Favorit Generasi Milenial

Leleh di mulut, manis di hati.-Fhoto: Istimewa-

“Dulu, penjualan kue pancong biasa hanya ramai di pagi hari. Sekarang, dengan varian lumer, pembeli datang sepanjang hari, bahkan banyak yang membeli untuk acara kecil atau sebagai oleh-oleh,” jelas Dian sambil menyiapkan adonan.

Ia menambahkan bahwa kesuksesan kue pancong lumer bukan hanya karena rasa, tetapi juga karena fleksibilitas dalam inovasi. Setiap kali ada tren baru, mereka bisa menyesuaikan topping atau bentuk kue agar tetap menarik.

BACA JUGA:Otak-Otak : Kuliner Tradisional yang Tetap Eksis dan Digemari dari Masa ke Masa

BACA JUGA:Ayam Goreng Bawang Putih : Cita Rasa Sederhana yang Menggoda Lidah Nusantara

Selain faktor inovasi, kue pancong lumer juga mendapat perhatian karena bahan-bahannya yang relatif sederhana dan terjangkau. Tepung beras, santan, dan gula adalah bahan dasar yang mudah ditemukan di pasaran.

Untuk varian modern, penambahan cokelat atau keju juga tidak terlalu memberatkan biaya produksi, sehingga harga jual tetap bersahabat.

Rata-rata, satu porsi kue pancong lumer dijual antara Rp5.000 hingga Rp15.000, tergantung topping dan ukuran. Harga yang terjangkau ini membuatnya mudah diakses oleh berbagai kalangan, termasuk pelajar dan pekerja kantoran.

Dari segi kesehatan, kue pancong lumer memiliki nilai gizi yang relatif seimbang. Santan sebagai bahan utama mengandung lemak sehat, sementara tepung beras menyediakan karbohidrat. Namun, bagi yang memperhatikan asupan gula, dianjurkan untuk memilih topping sesuai kebutuhan.

Beberapa penjual kini menawarkan versi rendah gula atau bahkan memanfaatkan gula aren sebagai alternatif pemanis alami.

Kepopuleran kue pancong lumer juga mendorong munculnya berbagai inovasi dalam penyajiannya.

Tidak hanya dijual sebagai camilan hangat di pasar atau pinggir jalan, kini kue ini hadir dalam bentuk kemasan praktis, siap untuk dikirim melalui layanan pesan antar.

Bahkan, beberapa kafe mulai menghidangkan kue pancong lumer sebagai menu pendamping kopi atau teh, menjadikannya pilihan favorit untuk nongkrong sambil menikmati kudapan manis.

Para ahli kuliner menilai bahwa inovasi seperti kue pancong lumer adalah contoh bagaimana tradisi kuliner Indonesia dapat tetap relevan di era modern.

“Kue tradisional memang harus beradaptasi agar tidak hilang ditelan zaman. Dengan inovasi rasa dan penyajian, kue pancong tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi ikon kuliner urban yang menarik,” ujar Chef Rudi Santoso, pakar kuliner dari Jakarta.

Seiring meningkatnya popularitas kue pancong lumer, komunitas penggemarnya pun mulai tumbuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: