Walaupun tidak dipungkiri dalam prakteknya interaksi dengan penduduk lokal atau kenalan masih mungkin ada dalam menerima bantuan apapun dari pihak manapun, prinsip dasar kemandirian dan kesetaraan tetap menjadi yang utama.
Kita pun tidak boleh dikawal, karena walaupun tidak ada kontak dan bantuan fisik, namun hal seperti itu bisa dianggap seperti bantuan moral dan dapat mempengaruhi kita mengambil keputusan di perjalanan,” bebernya.
Sementara itu, Ketua SMANTA Gowes, Yovira Dewi mengaku bangga dengan pencapaian Cikmit Irawan yang mampu lolos masuk menjadi peserta Bentang Jawa 2023.
“Peserta yang mendaftar cukup banyak, mungkin bisa mencapai seribu goweser namun hanya diambil 100 orang.
BACA JUGA:Komisi V DPRD Sumsel Akan Datangi BPJS Pusat, Pertanyakan Pelayanan JKN
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada komunitas gowes lainnya seperti Sepeda Lipat (Selpi) Palembang serta Koseindo yang juga turut mensupport keikutsertaan Cikmit Irawan,” ungkap perempuan yang berprofesi sebagai pengusaha ini.*